Jalin Kerja Sama Bilateral dengan Jerman, Bappenas Dukung Ekonomi Hijau Digital Capai Nol Emisi
Acara "Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy" di Jakarta, 20 Oktober (foto: Dinda Buana Putri/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) mendukung percepatan transformasi digital bagi UMKM dan startup di Indonesia, khususnya pengembangan dan adopsi inovasi teknologi untuk ekonomi hijau.

"Transformasi digital dan ekonomi hijau adalah dua dari enam strategi utama yang dikembangkan Bappenas pada pertengahan tahun ini untuk mencapai visi Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur," kata Rachmat Mardiana, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Bappenas dalam acara "Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy" di Jakarta, Kamis, 20 Oktober. 

Kegiatan dari kerja sama antara Bappenas dengan GIZ Indonesia dalam kegiatan hibah Digital Transformation Center and Make-IT Indonesia yang ini bertujuan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia melalui penguatan aktivitas pemanfaatan teknologi digital beserta faktor pendukung (enabler) digital. 

Rachmat juga mengatakan bahwa transformasi digital masuk ke dalam Program Prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 2024 khususnya Prioritas Nasional 5 "Infrastruktur untuk Mendukung Ekonomi dan Pelayanan Dasar".

"Melalui kolaborasi multi stakeholder, seperti kemitraan bilateral antara Indonesia dan Jerman, kami dapat mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan rendah karbon untuk mencapai target Net-Zero Emissions pada tahun 2060," ujarnya. 

Atiek Fadhilah, selaku Project Manager, Make-IT Indonesia, mengatakan: "Sebagai mitra global, Indonesia dan Jerman bertekad untuk bekerja sama untuk membangun inisiatif strategis dalam mempercepat transformasi digital yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan pembangunan ekonomi yang tangguh."

Make-IT bertujuan untuk memberikan dukungan strategis bagi start-up teknologi yang berorientasi sosial dan agenda berkelanjutan, terutama dalam mengatasi tantangan pembangunan di sektor energi bersih, perlindungan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan ekonomi sirkular.

Daniel Schroeder, Lead Advisor Digital Transformation Center (DTC) Indonesia, turut berkomentar bahwa transformasi digital merupakan akar bagi UMKM untuk mengembangkan bisnisnya dan meningkatkan daya saing, yang pada gilirannya dapat berkontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital. 

DTC merupakan inisiatif hub teknologi global yang mendukung pengembangan ekosistem digital di negara-negara mitra, yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan digital, mengurangi disparitas, dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua kelompok masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari prospek digitalisasi. 

"Transformasi digital membawa kemungkinan baru dalam mengembangkan mempromosikan, dan mengadopsi inovasi teknologi hijau. Penggunaan teknologi digital bersih yang cerdas dapat berfungsi sebagai pendorong utama untuk aksi perlindungan iklim, kelestarian lingkungan, dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UN SDGs)," tambah Atiek. 

Menurut Indeks Ekonomi Hijau/Green Economy Index (GEI) yang diluncurkan pada Agustus 2022, ekonomi hijau dapat menghasilkan tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor hijau pada tahun 2030, yang tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan pengelolaan limbah.