Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan kini telah menemukan bahwa zamann Planet  Mars purba mungkin memiliki lingkungan yang dapat mendukung dunia bawah tanah atau mikroba.

Mikroba itu dipercaya para ilmuwan dapat mengubah atmosfer planet, sehingga memicu zaman es di Mars dan menghabisi diri mereka sendiri. Ini bisa menjadi bukti pertama dari tanda perubahan iklim yang menghantam planet tersebut dan membuatnya tandus selama berabad-abad.

Studi yang digagas ilmuwan Prancis itu diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy, dengan menyatakan bahwa kerak Mars mungkin telah menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi kehidupan mikroba, dan regolith jenuh air asin berpori akan menciptakan ruang fisik yang terlindung dari radiasi ultraviolet serta kosmik.

Peneliti utama sekaligus peneliti pasca-doktoral di Universitas Sorbonne, Boris Sauterey dan timnya menggunakan model iklim serta medan untuk mengevaluasi kelayakhunian kerak Mars 4,1 miliar tahun lalu, ketika Planet Merah itu penuh dengan air dan jauh lebih ramah daripada saat ini.

Hasilnya menunjukkan hidrogenotrof bisa berkembang biak di tanah, tetapi meskipun mikroba akan mengeluarkan metana, gas rumah kaca, mereka akan memakan hidrogen yang juga memiliki efek pemanasan.

Hanya dalam 100.000 hingga 500.000 tahun, aktivitas bakteri dapat mengubah iklim Mars, menciptakan efek pendinginan yang mungkin telah mendorong suhu rata-rata global dari sekitar 60 derajat Fahrenheit menjadi 10 derajat di bawah nol.

"Di mana saja yang bebas es di Mars bisa saja dipenuhi organisme ini," ujar Sauterey.

Melansir The Guardian, Selasa, 11 Oktober, namun iklim awal Mars yang mungkin lembab dan hangat, akan terancam oleh begitu banyak hidrogen yang tersedot keluar dari atmosfer tipis kaya karbon dioksida.

"Saat suhu turun hampir minus 200 celcius, organisme apa pun di atau dekat permukaan mungkin akan masuk lebih dalam untuk bertahan hidup. Sebaliknya, mikroba di Bumi mungkin telah membantu menjaga kondisi suhu, mengingat atmosfer yang didominasi nitrogen," jelas Sauterey.

Para ilmuwan mencatat dan mengamati, keturunan hidrogenotrof awal ini mungkin masih mengeluarkan gas limbah metana, yang terputus-putus di atmosfer Mars.

Kemungkinan besar, para ilmuwan akan mendapatkan jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu dalam dekade ini.

Sebab, rover Perseverance NASA saat ini sedang mengumpulkan sampel batuan Mars dan regolith yang kemudian akan membawanya ke Bumi untuk dipelajari di laboratorium yang akan memberi jawaban, apakah ada kehidupan di Mars.