PayPal Ralat Aturan Kebijakannya yang Mendenda Pelanggan karena Kesalahan Informasi
PayPal ralat kebijakannya. (foto: twitter @PayPal)

Bagikan:

JAKARTA - PayPal Holdings Inc mengumumkan pada Senin, 10 Oktober bahwa mereka tidak akan mendenda pengguna untuk informasi yang salah dan pembaruan kebijakan sebelumnya yang mengatakan pelanggan harus membayar 2.500 dolar AS sebagai ganti rugi karena kesalahan pengiriman informasi atau data.

Saham perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu turun hampir 6% setelah pembaruan, yang menurut PayPal "termasuk informasi yang salah", yang memicu reaksi keras di media sosial selama akhir pekan.

"PayPal tidak mendenda orang untuk informasi yang salah dan bahasa ini tidak pernah dimaksudkan untuk dimasukkan dalam kebijakan kami. Kami mohon maaf atas kebingungan yang ditimbulkan," kata juru bicara perusahaan, seperti dikutip Reuters.

Menurut beberapa laporan media minggu lalu, PayPal telah menerbitkan pembaruan kebijakan yang melarang pelanggan menggunakan layanannya untuk aktivitas yang diidentifikasi olehnya sebagai "mengirim, memposting, atau mempublikasikan pesan, konten, atau materi apa pun" yang mempromosikan informasi yang salah.

Menurut laporan itu kebijakan baru, yang mengatakan pelanggan harus membayar ganti rugi 2.500 dolar AS untuk setiap pelanggaran, seharusnya mulai berlaku pada 3 November.

Mantan presiden PayPal David Marcus mengecam kebijakan itu dalam sebuah tweet pada Sabtu, 8 Oktober, mengatakan kebijakan baru itu "bertentangan dengan semua yang saya yakini".

"Sebuah perusahaan swasta sekarang dapat memutuskan untuk mengambil uang Anda jika Anda mengatakan sesuatu yang tidak mereka setujui. Kegilaan," cuit Marcus dalam akun Twitternya.

Elon Musk, kepala miliarder Tesla Inc yang ikut mendirikan PayPal, mentweet "Setuju", saat membalas tweet Marcus. Namun PayPal akhirnya membuat sebuah klarifikasi yang dimuat di Bloomberg News.