JAKARTA - Sebuah meteorit jatuh di salah satu rumah warga di Desa Satihi Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Menariknya, batu meteorit itu laku terjual dengan harga yang cukup fantastis.
Melansir The Sun, kepingan batu meteorit tersebut bernilai cukup tinggi bahkan di situs jual beli eBay, harga yang ditawarkan mencapai 757 poundsterling (Rp14,1 juta) per gram. Harga yang cukup fantastis untuk sebongkah batu dari luar angkasa.
"Seseorang menelponku dan memintaku untuk membeli sebongkah meteor," kata seorang ahli meteorit, Jared Collins yang tinggal di Bali.
Setelah mendapat telepon tersebut, Collins terbang ke Sumatera Utara untuk mencari batu tersebut, yang diketahui menimpa rumah seorang warga bernama Josua Hutagalung (33). Meski tak sampai miliaran rupiah, namun batu meteorit itu tetap terjual dengan harga fantastis.
"Jujur saja saat itu di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang itu terjadi antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS. Terlebih saya hanya membawa uang sebanyak yang saya bisa," ungkap Collins setelah menawar batu meteor tersebut.
BACA JUGA:
Menurut Collins, bongkahan meteorit tersebut diklasifikasikkan sebagai CM1 / 2 karbonan Chondrite, dan telah berusia 4,5 miliar tahun dan menjadi varietas yang sangat langka. Diyakini para ilmuwan meteorit tersebut mengandung asam amino unik dan elemen primordial lainnya yang dapat memberi petunjuk tentang asal-usul alam semesta.
Bongkahan meteorit tersebut pun langsung dikirimkannya ke Amerika Serikat (AS). Di mana batu tersebut kemudian dibeli seorang kolektor dan disimpan di Pusat Studi Metorit di Arizona State Univerity.
Kejatuhan Meteorit
Peristiwa jatuhnya batu meteor yang dialami Josua Hutagalung, terjadi pada Agustus lalu. Di mana sebuah batu seberat 2,2 kg menghantam atap rumahnya.
"Saya sedang mengerjakan peti mati dekat rumah, kemudian ada suara letusan dari rumah. Bahkan pohon dan rumah saya bergoyang berjatuhan," tutur Josua saat itu.
Josua tak menyangka jika ledakan tersebut berasal dari bongkahan meteor yang jatuh di rumahnya. "Batunya panas, jadi istri saya mengangkatnya pakai cangkul."
Kabar rumah Josua ditimpa meteorit sempat membuat warga heboh. Dia mengatakan pihak kecamatan dan TNI-Polri sempat datang ke rumahnya untuk memastikan kabar tersebut.
Garut "Deep" Field
Apabila kita memandangi langit yang gelap, mungkin kita hanya terfokus pada satu dua obyek yang menarik menurut penglihatan kita. Seperti pada foto 1, mungkin kita hanya fokus pada Komet Neowise yang tampak jelas dengan dua ekornya yang membentang. pic.twitter.com/esZ5vZsZhi
— LAPAN (@LAPAN_RI) August 13, 2020
Belakangan diketahui, peristiwa jatuhnya benda angkasa tersebut terjadi saat fenomena hujan meteor Perseid. Di mana menurut Pusat Sains Antariksa LAPAN, hujan meteor tersebut terjadi sekitar bulan Agustus.
Fenomena hujan meteor Perseid sendiri merupakan salah satu fenomena yang ditinggalkan oleh komet raksasa 109P atau disebut juga Swift-Tuttle. Debu dan puing-puing yang mereka tumpahkan saat melintasi melintasi jalur orbit Bumi inilah yang menyebabkan hujan meteor.