Akibat Sanksi Barat, Sberbank Gunakan Chip Bekas yang Tidak Aktif untuk Terbitkan Kartu Kredit Baru
Sberbank gunakan chip bekas untuk kartu kredit baru. (foto; dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA – Bank pemberi pinjaman terbesar di Rusia, Sberbank, pada Kamis, 7 Juli mengatakan telah mulai menghapus chip dari kartu bank yang tidak diaktifkan. Ini dilakukan untuk memerangi kekurangan persediaan yang dipicu oleh pemasok Eropa yang menghentikan pengiriman chip, karena sanksi yang menghujani Rusia dan sektor perbankannya.

Sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas tindakan Moskow di Ukraina dan gangguan rantai pasokan telah sangat berdampak pada akses Rusia ke barang-barang tertentu, bahkan impor teknologi canggih menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Sistem Pembayaran Kartu Nasional (NSPK) pada bulan April mengatakan saat ini tidak ada cukup chip untuk memenuhi permintaan penerbitan kartu perbankan Mir Rusia karena pemasok chip Eropa menolak untuk bekerja dengan bank Rusia. Visa Inc dan MasterCard Inc  juga  telah menangguhkan operasi mereka di Rusia.

“Kekurangan chip untuk kartu telah dimulai di Rusia,” kata kepala kepatuhan siber Sberbank, Olga Maklashina, pada konferensi keamanan pembayaran pada Kamis lalu seperti dikutip Reuters. "Kami sebagian besar bekerja dengan produsen chip Eropa. Namun sekarang ada masalah besar dengan logistik dari Eropa.”

"Ditambah lagi, Visa dan Mastercard meninggalkan pasar Rusia sehingga semua orang mulai menerbitkan kembali dan membuat kartu Mir, sehingga muncul permintaan yang meningkat untuk penerbitan kartu," ungkap Maklashina.

Maklashina mengatakan skema tersebut, hapus chip lama, telah menghemat satu miliar rubel (Rp 237,3 miliar) karena 375.000 kartu setiap bulan tetap tidak diaktifkan.

"Chip menjadi langka dan lebih mahal. Rekan-rekan kami di pusat penerbitan muncul dengan solusi yang hampir jenius, yakni menanam kembali chip bekas kartu bank," kata Maklashina. "Yaitu, kami mulai memilih chip dari kartu lama yang tidak aktif dan memasukkannya ke yang baru."

Maklashina mengatakan Sberbank hanya mengambil chip dari kartu yang sudah tidak diaktifkan. NSPK mengatakan pada bulan April bahwa pihaknya beralih ke perusahaan China untuk memasok microprocessor untuk kartu. Namun rupanya hal itu juga belum mencukupi permintaan tinggi di dalam negeri.

Dampak  sanksi barat pun semakin terasa bagi Rusia. Mereka harus berupaya untuk keluar dari krisis chip ini sesegera mungkin atau akan menghadapi kelangkaan chip yang sangat besar.