JAKARTA - Google telah lama menggunakan model pembelajaran mesin untuk menawarkan sejumlah fitur berguna di hampir semua produknya, termasuk Chrome. Sekarang, perusahaan kembali menambahkan fitur baru.
Dalam pengumuman terbarunya, Google sebenarnya sudah memiliki fitur Safe Browsing di Chrome, ini merupakan fitur berbasis pembelajaran mesin yang menunjukkan peringatan saat pengguna mencoba mengunjungi situs web berbahaya atau mengunduh file berbahaya.
Tetapi kini, Google menambahkan kemampuan baru mengidentifikasi 2,5 kali lebih banyak situs yang berpotensi berbahaya dan serangan phishing daripada model sebelumnya, menjadikannya alat yang lebih berharga bagi pengguna Chrome.
Google juga menggunakan pembelajaran mesin untuk menentukan kapan pengguna mungkin ingin berinteraksi dengan permintaan izin notifikasi. Chrome akan menggunakan model di perangkat untuk memprediksi bagaimana seseorang akan merespons permintaan izin.
Jika pengguna menolaknya, browser akan membungkamnya. Prediksi didasarkan pada bagaimana pengguna sebelumnya berinteraksi dengan permintaan izin serupa.
BACA JUGA:
Selain itu, perusahaan juga menggunakan pembelajaran mesin untuk membuat bilah alat Chrome lebih dinamis, dengan alat yang berubah secara waktu nyata untuk mengantisipasi kebutuhan pengguna.
Misalnya, jika pengguna berada dalam situasi di mana mereka mungkin ingin menggunakan layar sentuh untuk membagikan tautan, ikon bagikan akan ditampilkan di bilah alat.
Melansir Engadget, Jumat, 10 Juni, jika pengguna lebih cenderung menggunakan penelusuran suara di Chrome, bilah alat akan menyorot alat penelusuran suara. Bilah alat masih dapat disesuaikan secara manual.
Sebagai informasi, Chrome sudah menawarkan beberapa fitur yang didukung pembelajaran mesin di semua platform. Ini termasuk fitur untuk membuat gambar web lebih mudah diakses oleh tunanetra dan teks real-time pada video untuk membantu mereka yang mengalami gangguan pendengaran.