JAKARTA – Google ingin mengoptimalkan pemeriksaan Safe Browsing di Chrome, tetapi mereka tak ingin menambah latensi. Oleh karena itu, mereka akan memperbaiki sistem pemeriksaan asinkron.
Saat ini, fitur Safe Browsing masih bekerja secara asinkron sehingga pengguna tidak bisa melihat halaman situs web sampai proses pemeriksaan selesai. Meskipun pemeriksaan berjalan dengan baik, Google merasa bahwa masalah tersebut harus diatasi.
Maka dari itu, Google akan meluncurkan mekanisme asinkron yang baru di Chrome 122. Dengan adanya mekanisme tersebut, pemeriksaan akan bekerja secara real-time sehingga pengguna bisa melihat tampilan halaman situs web.
“Kami berharap hal ini dapat mengurangi waktu buka halaman dan meningkatkan pengalaman pengguna karena pemeriksaan sisi server secara real-time tidak akan lagi memblokir pemuatan halaman, meskipun jika situs ditemukan berbahaya setelahnya,” kata Google dalam Blog Chromium pada Selasa, 13 Februari lalu.
BACA JUGA:
Selain masalah latensi yang dikurangi, Google juga meningkatkan kualitas perlindungan di sistem Safe Browsing. Perusahaan tersebut telah menerapkan algoritme baru berbasis Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin (ML) di Safe Browsing.
Dengan menggunakan algoritme tersebut, Safe Browsing bisa memblokir serangan phising dan rekayasa sosial. Pemblokiran ini mampu bekerja secara maksimal karena Google telah memperbaiki sistem pemeriksaan asinkron hingga latensinya berkurang.
Menurut Google, eksperimen pemblokiran phising dan rekayasa sosial ini akan berhasil jika server Safe Browsing bekerja secara real-time. Pasalnya, tanda peringatan akan langsung ditampilkan sebelum pengguna sempat mengeklik atau mengetikkan sesuatu.
“Kami telah mempelajari data waktu dan menyimpulkan bahwa sangat tidak mungkin seorang pengguna akan berinteraksi secara signifikan (misalnya mengetikkan kata sandi) situs tersebut pada saat peringatan ditampilkan,” jelas Google.