JAKARTA - Setelah satu dekade berdagang sebagai Facebook, raksasa media sosial yang kini bernama Meta Platform Inc., mulai melepaskan sisa-sisa terakhir dari avatar perusahaan lamanya, saat mereka mulai berdagang di bawah simbol ticker 'META' pada Kamis, 9 Juni.
Meta Platforms Inc menjadi nama baru dari platform jejaring sosial eponymous pada Oktober 2021. Ini menandakan pertaruhan besar mereka di metaverse, dunia virtual bersama, yang akan menggantikan internet seluler.
Mark Zuckerberg, salah satu pendiri dan CEO Meta, mendirikan Facebook pada tahun 2004 dari asramanya di Harvard, sebagai cara bagi mahasiswa untuk bertemu melalui internet.
Kala itu mahasiswa berusia 19 tahun itu tidak mengetahui bahwa Facebook akan menjadi bagian integral dari kehidupan sosial banyak orang, dengan hampir tiga miliar pengguna bulanan, dan berkembang untuk memasukkan aplikasi media sosial populer Instagram dan Whatsapp di alam semestanya.
Hampir dua dekade kemudian, perusahaannya menuangkan miliaran dolar ke dalam metaverse, sebuah ide futuristik tentang lingkungan virtual tempat pengguna dapat bekerja, bersosialisasi, dan bermain, dengan menambahkan fitur baru ke perangkat keras yang berfungsi sebagai titik akses.
BACA JUGA:
"Perusahaan yang mengubah nama dan ticker resmi mereka biasanya mencoba memberi sinyal bahwa telah ada perubahan mendasar dalam model bisnis yang mendasarinya," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York, seperti dikutip oleh Reuters.
"Saya tidak yakin apakah itu benar-benar membuat banyak perbedaan besar. Saya masih menyebutnya Google dan Facebook," tambah Hogan.
Saham Meta telah jatuh hampir 42% tahun ini karena melawan kritik dari pembuat undang-undang dan regulator atas kekuatan pasarnya, keputusan algoritmik, dan pemolisian penyalahgunaannya. Namun mereka masih sangat percaya diri untuk bertahan dari segala tuntutan itu dan berkembang menjadi perusahaan metaverse di dunia.