JAKARTA - Perusahaan perawatan teknologi dunia, Asurion mengeluarkan penelitian terbaru tentang penggunaan smartphone pada masa "new normal".
Asurion telah melakukan penelitian yang sama pada 2019 silam. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penduduk di AS rata-rata memeriksa smartphone-nya 96 kali per hari, atau sekitar 10 menit sekali (bila dihitung 8 jam tidur).
Perusahaan kemudian melanjutkan penelitiannya, dan membuktikan bahwa rata-rata penduduk di AS memeriksa smartphone-nya sebagai 352 kali sehari. Artinya, jumlah ini meningkat empat kali lipat dibanding tahun 2019.
“Dari obrolan video dengan orang-orang terkasih hingga melakukan pembayaran tanpa kontak, mobile banking, dan bahkan membuka menu di restoran, pandemi tentu menempatkan smartphone kita sebagai pusat dari semuanya,” kata Anitha Somanahally, Senior Director, Research and Insights Asurion, dalam blognya, dikutip Senin, 6 Juni.
Asurion melakukan survey kepada 1.965 orang dewasa di AS untuk mengetahui bahwa tiga perempat orang Amerika menganggap ponsel mereka sebagai "kebutuhan", daripada "kemewahan". Faktanya, 1 dari 5 dari kita tidak mau pergi tanpa smartphone selama lebih dari "beberapa jam", dan tiga perempat dari kita begitu terikat dengan perangkat kita sehingga kita membawanya ke kamar mandi.
BACA JUGA:
Alasan utama mengapa mereka tidak bisa jika tidak membawa ponselnya adalah bahwa mereka ingin tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-temannya baik dekat maupun jauh.
Ditambah dengan adanya pandemi, orang Amerika mengatakan bahwa mereka menggunakan ponsel mereka utamanya adalah untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman dengan menelepon, mengirim SMS, mengobrol di media sosial, atau mengirim email.
Mengambil foto dan video adalah alasan terbesar kedua dari penggunaan telepon (61 persen), diikuti oleh mobile banking (46 persen), mobile gaming (40 persen) dan belanja online (31 pesen).