Bagikan:

JAKARTA - Meskipun kini sudah ada beberapa pilihan sistem operasi yang tersedia di di pasar Indonesia, Android dan iOS tetap jadi pilihan utama masyarakat. Menurut data pasar smartphone Indonesia yang dirilis Statcounter, 92,27 persen ponsel yang dipakai masyarakat menjalankan sistem operasi Android. Sementara iOS hanya dipakai 7,5 persen dari total perangkat yang aktif di tanah air.

Jumlah produsen yang lebih banyak mengandalkan Android menjadi salah satu faktor sehingga membuat Android menguasai pasar. Sementara iOS, seperti kita tahu, merupakan sistem operasi eksklusif untuk perangkat keluaran Apple saja.

Tapi, fakta baru berhasil didapatkan dari penelitan yang dilakukan situs komparasi harga ponsel BankMyCell. Menurut penelitian perusahaan yang bermarkas di New York ini,  harga jual smartphone Android bekas ternyata dua kali lebih cepat turun ketimbang iPhone.

Grafik penurunan harga jual kembali (BankMyCell)

Kesimpulan tersebut didapat dari perbandingan harga awal ponsel Android dan iPhone yang dibanderol di atas 700 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp. 9,8 juta dengan harga jual kembalinya.

“Mulai 1 Januari hingga 31 Desember, situs tukar tambah ponsel BankMycell mencatat nilai pembelian HP bekas dari 310 ponsel populer setiap jam. Laporan pasar tukar tambah tahunan kami mengungkap merek, sistem operasi, dan seri smartphone tertentu yang menghabiskan uang konsumen paling cepat,” tulis perusahaan lewat unggahannya di blog resmi.

Berdasarkan riset tersebut, perusahaan mendapatkan kesimpulan bahwa harga jual gawai Android yang baru dipakai satu tahun turun hingga 33,62 persen. Sementara itu, ponsel iPhone yang baru dipakai satu tahun hanya turun 16,70 persen.

Sedangkan untuk ponsel Android yang sudah dipakai dua tahun penurunannya makin tajam. Mencapai 61,50 persen. Di sisi lain, harga jual kembali HP iPhone yang digunakan selama dua tahun hanya turun sebesar 35,70 persen.

“Jika kita mengamati penurunan nilai dari harga ketika diluncurkan, data yang didapat lebih mengejutkan. Sembilan bulan setelah Samsung Galaxy S20 Ultra diluncurkan, harga jual kembalinya turun hingga 64,71 persen dari harga jual awal. Sebagai perbandingkan, sembilan bulan setelah iPhone 11 Pro Max diluncurkan, cuma turun 32,33 persen,” terang perusahaan.

Penurunan harga jual kembali ponsel pintar (BankMyCell)

Tak hanya smartphone flagship saja yang mengalami penurunan paling kencang. Ponsel Android di kelas budget pun turut mengalami hal serupa. Lebih rinci, BankMyCell menggunakan data dari harga jual kembali ponsel yang dibanderol USD 350 (sekitar Rp. 5 juta) pada saat peluncuran.

“Contohnya adalah Samsung A50 yang kehilangan hingga 79,17 persen dari harga jual saat diluncurkan pada tahun 2019 dalam waktu 9 bulan saja, kemudian turun lebih jauh lagi hingga 61,97 persen selama tahun 2020,” jelas perusahaan.

Perusahaan yang bermarkas di New York ini menjelaskan bahwa ponsel keluaran Nokia, iPhone dan LG merupakan tiga brand yang penurunan harga jual kembalinya paling lambat dibanding merek lain.