China Berambisi Ungguli Teknologi Amerika
Presiden China, Xi Jinping (NDTV)

Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini China mengeluarkan kebijakan baru untuk memperluas jangkauan teknologinya. Negeri Tirai Bambu berambisi mengungguli AS dalam sektor teknologi.

Adalah Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China yang mengatakan bakal memperluas jangkauan pasar elektronik menjadi 327 miliar dolar AS (sekitar Rp 4.578 triliun).

Perluasan pasar ini meliputi komponen, manufaktur smartphone, jaringan 5G, drone, mobil listrik, kereta super cepat, penerbangan, pabrik pintar dan robotika. Pemerintahan Xi Jinping menargetkan jangkauan pangsa pasarnya meningkat 20 persen hingga tahun 2023.

Melansir Nikkei Asian Review, China ingin menaikkan output semikonduktor, magnet, sensor, perangkat lunak, peralatan serat optik, dan sebagainya. Mereka menargetkan 15 pembuat komponen elektronik agar bisa bersaing secara global dengan jumlah penjualan tahuan 10 miliar yuan atau lebih.  

Untuk mewujudkan ambisi ini, negeri Tirai Bambu bakal berupaya melakukan merger pemain besar dari berbagai bidang agar bisa menciptakan perusahaan besar dan bisa berkompetisi dengan pabrikan AS.

Artinya, China bakal memberikan izin pembangunan dan bantuan keuangan kepada sejumlah pabrik utama dengan cara menyediakan pendanaan lewat dana pemerintah daerah. Tindakan ini merupakan upaya untuk membantu perusahaan teknologi agar bisa memenuhi standar internasional.

Tindakan ini merupakan respon pemerintahan Xi Jinping terhadap kebijakan AS yang membatasi pasokan chip untuk perusahaan teknologi China. Kejadian tersebut imbas dari kebijakan Trump pada tahun lalu.

Presiden Xi Jinping menginstruksikan agar bisa memelihara ekosistem negara. Ia juga memerintahkan agar perusahaan yang tadinya hanya merakit komponen untuk segera berubah menjadi pembuat barang jadi.

Xi Jinping juga berencana meningkatkan kerjasama internasional dengan cara memberi dukungan terhadap raksasa teknologi asal Jepang, Korea Selatan, Eropa, AS dan negara lain agar mendirikan fasilitas penelitian dan pabrik di negaranya.