Bagikan:

JAKARTA - Twitter punya kebijakan baru terkait iklan perubahan iklim yang berseberangan ilmiah. Hal itu menjadi sorotan aplikasi berlogo burung tersebut sejak Hari Bumi belum lama ini.

“Kami percaya bahwa penolakan iklim tidak boleh dimonetisasi di Twitter, dan iklan yang menyesatkan tidak boleh mengurangi percakapan penting tentang krisis iklim,” ujar pihak Twitter, dikutip dari The Verge, Sabtu 23 April.

Dengan adanya kebijakan ini, Twitter akan menyaring konten berkaitan krisis iklim dengan melibatkan sumber-sumber otoritatif, seperti United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Belum lama ini IPCC menerbitkan beberapa laporan penting tentang krisis iklim. Isinya tentang apa yang perlu dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan yang sudah berlangsung.

Termasuk bagaimana mencegah konsekuensi yang lebih parah di masa depan, seperti fokus kepada penanganan bencana cuaca dan periode kebakaran hutan.

Pihak Twitter menyebutkan, mereka akan segera mengumumkan detail tentang kebijakan yang telah disebutkan terkait iklan mengenai iklim.

Menurut Twitter, percakapan tentang perubahan iklim melonjak selama setahun terakhir, dan tumbuh lebih dari 150 persen sejak 2021.

Percakapan hingga diskusi tentang dekarbonisasi alias menghilangkan emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil naik 50 persen di Twitter selama kurun waktu tersebut.

Bahkan, percakapan lingkungan lainnya juga makin memanas, seperti pengurangan limbah yang tumbuh lebih dari 100 persen selama periode waktu yang sama.

Twitter tak sendiri dalam mencegah iklan menyesatkan tentang perubahan iklim, perusahaan teknologi seperti Google juga membuat komitmen serupa dan telah mendulang keberhasilan.

Pada Oktober 2021, Google mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan izin tayang iklan yang menampilkan penolakan iklim atau yang memonetisasi informasi yang salah tentang iklim.

Meski begitu, sebuah laporan menyatakan Google masih mengizinkan iklan yang bertentangan dengan krisis iklim sejak kebijakan diterapkan.