Google akan Larang Konten Propaganda Perubahan Iklim Palsu
Ilustrasi foto (Markus Spiske/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Google akan melarang semua iklan yang mengklaim bahwa perubahan iklim itu palsu. Nantinya, iklan ini tidak akan muncul di samping konten situs lain. Langkah ini diharapkan dapat membatasi pendapatan bagi penyangkal perubahan iklim.

Perusahaan mengatakan kebijakan baru juga akan berlaku untuk YouTube, yang pekan lalu mengumumkan tindakan keras terhadap kesalahan informasi vaksin. Ini bertujuan agar menghentikan penyebaran informasi yang salah di platform-nya.

"Kami telah mendengar langsung dari semakin banyak mitra periklanan dan penerbit kami yang telah menyatakan keprihatinan tentang iklan yang berjalan bersama atau mempromosikan klaim yang tidak akurat tentang perubahan iklim," ungkap Google dalam blog resminya yang dikutip dari USA Today, Sabtu, 9 Oktober.

Menurut Google, para konten kreator dan penerbit iklan di YouTube tidak ingin iklan yang mempromosikan klaim palsu tentang perubahan iklim muncul di halaman atau video mereka.

"(Kami) akan melarang iklan dan monetisasi, konten yang bertentangan dengan konsensus ilmiah yang sudah teruji seputar keberadaan dan penyebab perubahan iklim,” ujar Google.

Kebijakan baru Google ini akan ditempatkan pada konten yang menyebut perubahan iklim sebagai tipuan atau menyangkal bahwa emisi gas rumah kaca dan aktivitas manusia telah berkontribusi pada pemanasan jangka panjang Bumi.

Dikatakan Google, mereka akan menggunakan alat otomatis dan peninjau manusia untuk menegakkan kebijakan ketika mulai berlaku pada bulan November. Awal pekan ini, Google juga meluncurkan fitur baru yang bertujuan membantu pengguna mengurangi jejak karbon mereka, termasuk fungsi pencarian yang menunjukkan maskapai mana yang memiliki emisi lebih rendah.

Dihimpun dari BBC Internasional, laporan tahun 2020 oleh Avaaz, sebuah organisasi nirlaba Amerika Serikat (AS) yang mempromosikan aktivisme pada isu-isu seperti perubahan iklim, menuduh YouTube memberi insentif untuk konten informasi yang salah tentang iklim ini melalui program monetisasinya.

Fadi Quran, yang menjalankan proyek disinformasi Avaaz, mengungkapkan kepada BBC bahwa hal itu dapat mengubah gelombang ekonomi penolakan iklim, "Dengan tiga minggu tersisa untuk KTT Glasgow yang kritis, dan informasi yang salah tentang iklim meningkat untuk melemahkannya, platform media sosial lainnya harus segera mengikuti kepemimpinan Google," kata Quran.

Menghentikan monetisasi konten tidak menghapus atau mengurangi kepopulerannya. Tetapi Google akan melakukan keduanya, dan berusaha untuk memberikan informasi otoritatif, bahkan ketika orang mencari konspirasi terkait perubahan iklim.