Bagikan:

JAKARTA - Platform streaming film Netflix didakwa oleh legislator asal Tyler County, Texas atas tuduhan menayangkan film yang berisi adegan seronok atau cabul. Film itu berjudul "Cuties" garapan penulis asal Prancis.

Mengutip New York Times, Kamis 8 Oktober, tuntutan itu diklaim sebagai tindakan kriminal di Texas yang dimasukkan ke dalam undang-undang negara tahun 2028. Mereka menyebut Netflix melakukan sebuah "Promosi Materi Visual Cabul yang Menggambarkan Seorang Anak."

Jaksa dari penuntut mengatakan tuduhan itu didasarkan pada hukum Texas yang ilegal untuk "mempromosikan" materi yang menggambarkan alat kelamin atau area kemaluan seorang anak, berpakaian atau setengah berpakaian pada usia di bawah 18 tahun.

Tidak hanya itu, film Cuties diklaim dapat menarik minat yang sebenarnya pada seks. Sementara, hukum di Texas tidak diperbolehkan menayangkan film yang tidak memiliki nilai sastra, seni, politik, atau ilmiah yang serius.

"Para legislator di negara bagian ini percaya bahwa mempromosikan materi cabul tertentu dari anak-anak memiliki konsekuensi yang merusak. Jika materi seperti itu didistribusikan dalam skala besar, bukankah perlu menuntut lebih banyak, bukan lebih sedikit?," ungkap Jaksa wilayah Tyler County, Texas, Lucas Babin.

Untuk itu, CEO Netflix Reed Hastings dan Ted Saeandos mendapat panggilan pada 1 Oktober lalu agar memberikan sejumlah penjelasan terkait dakwaan tersebut. Hasilnya, perusahaan menolak pembenaran atas tuduhan itu. Juru bicara Netflix menyatakan, "Cuties adalah film komentar sosial yang menentang seksualisasi anak kecil."

Perusahaan juga menggambarkan film tersebut sebagai kisah yang kuat tentang tekanan yang dihadapi gadis-gadis muda di media sosial dan dari masyarakat secara umum saat tumbuh dewasa.

Kendati demikian, tidak jelas hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada Netflix oleh jaksa penuntut. Namun, dari pernyataan Babin, Netflix benar-benar melanggar hukum negara bagian itu, dan sanksinya tentu saja bisa dipenjara.

Sebagai informasi, film yang dirilis sebagai "Mignonnes" di Prancis ini memenangkan penghargaan penyutradaraan dari Sundance Institute pada Februari. Film ini menceritakan seorang gadis berusia 11 tahun bernama Amy, diperankan oleh Fathia Youssouf, yang tinggal bersama keluarga Muslim-nya yang taat dari Senegal, di pinggiran kota Paris yang miskin.

Di rumah, gadis itu mencoba untuk menyenangkan ibunya tetapi dia ingin sekali bergabung dengan sekelompok gadis yang memiliki kelompok tari. Namun, hal ini bertentangan dengan aturan ketat keluarganya. Tak lama ketika dirilis pada 19 Agustus lalu, film ini langsung menimbulkan sedikit kontroversi.

Bahkan, tagar #CancelNetflix telah menjadi trending topic di Twitter. Di mana para orang tua, politisi, dan ahli teori konspirasi meminta layanan streaming untuk menghapus film tersebut. Film Cuties juga telah dimasukkan ke dalam teori konspirasi QAnon yang tidak berdasar, dan menuduh bahwa partai Demokrat dan selebriti papan atas berada di balik lingkaran perdagangan anak global.