JAKARTA - Peneliti keamanan siber Jane Manchun Wong, mengklaim bahwa Tweetdeck sebentar lagi tidak bisa diakses secara gratis, karena mungkin akan memiliki sistem sekaligus tergabung dengan layanan berlangganan Twitter Blue.
Diketahui, TweetDeck merupakan alat yang memungkinkan pengguna mengelola beberapa akun Twitter dari satu antarmuka. Ini sangat berguna bagi orang-orang yang perlu melacak acara berita atau dari orang atau bisnis yang berbeda.
Melalui Twitter-nya, Wong menjelaskan pertama kali menemukan halaman pendaftaran aplikasi yang sedang dalam proses pada 16 Maret lalu.
Twitter is filling in the new @TweetDeck signup page that they’re working on. Two new highlights:
1. A link for “the legacy version of TweetDeck” (even though it might be deprecated at some point in the future)
2. “Ad-free experience” being marketed as the selling point :P https://t.co/XP6sYsTUGM pic.twitter.com/fRc0ujZ7o2
— Jane Manchun Wong (@wongmjane) March 30, 2022
Saat memeriksa aplikasi Twitter, dia melihat kode untuk memasang gerbang akses ke Tweetdeck yang dirancang untuk mengarahkan pengguna ke halaman pendaftaran Twitter Blue jika mereka belum memiliki langganan berbayar.
Kemudian, Wong menindaklanjuti dengan detail baru dalam tweet kemarin, dia menyatakan Twitter masih mengerjakan halaman masuk Tweetdeck baru dan halaman itu bahkan memiliki tautan ke versi lama dari TweetDeck. Wong juga menyoroti salinan pemasaran terkait tentang pengalaman bebas iklan.
Bukan tidak mungkin bahwa Twitter melakukannya sebagai bagian dari upayanya untuk terlihat lebih ramah terhadap komunitas dan pengembang pihak ketiga, tetapi tampaknya perusahaan mengintegrasikan Twitter Blue karena tahu bahwa TweetDeck bisa menjadi nilai jual yang besar.
BACA JUGA:
Langganan Twitter Blue sendiri dikenakan biaya sebesar 2,99 dolar AS atau setara Rp42 ribu per bulan. Sayangnya, Twitter Blue tidak bebas iklan.
Melansir The Verge, Jumat, 1 April, namun, disebutkan bahwa TweetDeck akan menjadi layanan bebas iklan. Ini cukup berbeda dan mengalami peningkatan.
Meski begitu, pengguna harus masih melihat bagaimana Twitter akan mengintegrasikan TweetDeck ke dalam model berlangganannya dan apakah semua fiturnya akan tersedia untuk pelanggan yang membayar.
Perusahaan mungkin memilih untuk diam saat ini, meskipun tangkapan layar yang dibagikan Wong di dalam aplikasi menunjukkan pekerjaan untuk melipatnya menjadi Twitter Blue sedang berjalan.