ESA Bakal Bikin Robot Jenis Baru dan Drone untuk Menjelajah Gua di Bulan
ESA memilih gua-gua yang memiliki terowongan di bawah permukaan itu. (foto: Dok. NASA)

Bagikan:

JAKARTA - Bukan hanya NASA dan China (CNSA), Badan Antariksa Eropa (ESA) juga memiliki beberapa rencana ambisius untuk menjelajahi Bulan dengan robot penjelajah.

Berbeda dengan badan antariksa lainnya yang tertarik dengan permukaan Bulan, ESA justru memilih gua-gua yang memiliki terowongan di bawah permukaan itu.

Para ilmuwan percaya bahwa beberapa lubang yang terlihat di permukaan bulan dapat mengarah ke gua bawah tanah, yang diperkirakan telah dibuat oleh aktivitas gunung berapi sejak lama, maka nama lain mereka adalah tabung lava bulan.

Terowongan ini belum pernah dijelajahi sebelumnya, tetapi akan menjadi kesempatan berharga untuk melihat sekilas bagaimana Bulan terbentuk dan petunjuk lain tentang sejarahnya. Mereka bahkan bisa memberikan perlindungan bagi manusia masa depan penjelajah bulan juga.

"Pemandangan ke bagian dalam gua bulan akan menjadi eksplorasi sejati, itu akan mengungkapkan informasi ilmiah yang tidak terduga," ujar Ilmuwan gua dan ahli tabung lava planet dan direktur kursus dari dua proyek ESA, CAVES dan PANGAEA, Francesco Sauro.

Namun melansir Slashgear, Kamis, 17 Maret, untuk misi ini ESA memerlukan robot penjelajah derek dan drone jenis baru. Maka badan antariksa tersebut telah mengumpulkan lebih dari 60 ilmuwan dan insinyur untuk mengajukan ide tentang cara menjelajahi tabung lava ini.

Para ahli ESA berencana menggunakan robot derek untuk menurunkan drone ke dalam gua guna menjelajahi dan memetakannya. Misi seperti ini belum pernah dicoba sebelumnya dan tentu saja akan memiliki banyak tantangan baru yang harus dipertimbangkan. Apalagi  sebagian besar teknologi yang dibutuhkan belum pernah digunakan di Bulan sebelumnya.

"Misi seperti ini akan membutuhkan pengembangan teknologi inovatif, mendorong sektor luar angkasa untuk mengembangkan solusi baru dibandingkan dengan misi Bulan sebelumnya. Kemajuan teknologi ini akan menjadi langkah maju yang besar untuk eksplorasi Bulan dan Mars," tutur Sauro.

ESA berencana untuk mengembangkan teknologi ini selama dekade berikutnya. Mereka bertujuan untuk meluncurkan misi menggunakan roket Ariane 6, paling cepat pada 2033, menggunakan pendarat yang disebut Pendarat Logistik Besar Eropa (EL3) untuk membawa penjelajah ke permukaan bulan.

Misi tersebut direncanakan akan berlangsung selama dua minggu, yang merupakan satu hari di Bulan. Lebih banyak rencana akan ditetapkan dalam konferensi gua planet yang dijadwalkan pada 2023 mendatang.