JAKARTA - Jawabannya tentu bisa. Mengingat sejumlah vendor ponsel tengah berlomba-lomba untuk menghadirkan smartphone dengan kamera beresolusi tinggi, sehingga menghasilkan jepretan foto yang tak kalah dari kamera digital.
Meski tidak di semua aspek, namun kemampuan kamera ponsel kini telah mempersempit jarak antara kamera ponsel dan kamera digital. Sebut saja beberapa vendor seperti Xiaomi, Huawei bahkan Samsung telah berhasil menyematkan lensa kamera dengan ukuran hingga 108 megapiksel (MP).
Istilah ini dikenal sebagai megapixel race, di mana sejumlah pabrikan smartphone berlomba-lomba untuk menghadirkan kemampuan kamera yang mumpuni. Meski memiliki resolusi yang lebih besar, ternyata detail gambar yang dihasilkan masih belum bisa menandingi kamera digital.
Itu karena sensor yang dipakai terlalu kecil ketimbang DSLR atau mirrorless. Sehingga dalam kondisi cahaya yang sama, noise yang dihasilkan oleh kamera ponsel akan terlihat lebih jelas ketimbang kamera digital.
BACA JUGA:
Namun seiring berjalannya waktu, tampaknya produsen ponsel mulai menyadari jika secara hardware, kamera ponsel sulit untuk bisa bersanding dengan kamera digital. Selain ukuran fisik dari sensor dan lensa kamera yang sulit untuk disematkan ke dalam ukuran ponsel yang kini dituntut harus tipis.
Oleh karenanya para vendor ponsel mulai beralih untuk mengembangkan kemampuan computational photography alias fotografi berbasiskan pemrosesan atau komputasi. Dengan teknik ini, ponsel dapat menghasilkan jepretan foto dengan kualitas yang sama bahkan bisa menyaingi kamera digital.
Fitur-fitur kamera ini tentu tak bisa didapatkan dari kamera digital karena memerlukan pilihan lensa dan sensor yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Bokeh atau Portrait Mode
Kamera digital dan DSLR diberkati dengan ukuran sensor yang besar serta optik dengan bukaan aperture yang lebar. Kombinasi keduanya bisa menghadirkan efek blur atau bokeh.
Efek bokeh hampir tidak mungkin diraih dengan hardware di kamera ponsel. Untuk menghadirkan efek tersebut, para vendor mulai berlomba-lomba dengan menambahkan dua atau lebih kamera di belakang ponsel. Di mana satu lensa digunakan untuk mengambil gambar dan satunya untuk memetakan ruang (3D depth information).
Namun kejutan justru datang dari Google. Alih-alih menggunakan dua kamera untuk membedakan subjek dengan latarnya, Google justru mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang bisa memisahkan subjek dan latarnya, hingga terciptalah efek blur yang halus dan natural. Kemampuan itu disematkan dalam model smartphone pertama buatan Google, yakni Pixel Series 1,2 dan 3.
Night Mode
Dalam kondisi cahaya yang gelap sudah menjadi musuh besar, bagi kamera digital apalagi kamera ponsel. Ukuran sensor kamera ponsel yang kecil, tentu akan menghasilkan lebih banyak noise daripada sensor kamera digital di kondisi pencahayaan yang sama.
Meski begitu, batasan tersebut tidak menghalangi produsen ponsel untuk mencari solusi alternatif. Ambil contoh Huawei dengan fitur Night Mode, yang memungkinkan kamera ponsel untuk menggabungkan banyak foto sekaligus dengan scene yang sama, sehingga menghasilkan gambar yang terang, jernih dan bebas noise.
Fitur-fitur ini mulai disematkan pada ponsel high-end, dengan lebih banyak lensa dan sensor kamera yang disematkan. Namun tetap ada pula yang menggunakan satu kamera dengan dukungan komputasi digital dalam proses pengolahan gambarnya.
Super Hi-Res Zoom dan Deep Fusion
Selain ukuran sensor kamera yang kecil, terkadang membuat detail gambar yang dihasilkan kamera ponsel kalah jauh bila dibandingan dengan sensor milik kamera digital. Berangkan dari permasalahan itu, sejumlah vendor seperi Apple merancang fitur Deep Fusion yang disematkan pada iPhone 11 series.
Deep Fusion memanfaatkan kekuatan pemrosesan prosesor A13 bionic Apple, serta menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan foto dengan detail yang tinggi. Untuk perangkat ponsel Android, Google pun juga punya fitur serupa yang dinamai Super Hi-Res Zoom.
Sesuai dengan namanya, fitur ini berguna untuk meningkatkan detail atau resolusi, namun hanya dalam keadaan zoom. Terlebih banyak kamera ponsel yang tidak memiliki optical zoom.
Secara teknis, fitur Super Hi-Res Zoom masuk dalam kategori digital zooming. Di mana fitur ini menggabungkan banyak gambar sekaligus untuk mencapai foto dengan resolusi yang lebih baik.
Jadi kesimpulannya, di beberapa aspek kamera ponsel sebanding, atau kalau boleh dibilang bahkan lebih baik daripada kamera digital (DSLR atau mirrorless). Meski begitu, ada beberapa fungsi kamera profesional yang masih belum bisa digantikan oleh kamera ponsel.