JAKARTA - Pada Jumat, 14 Januari Tonga mengalami gelombang tsunami akibat letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga-Ha'apai. Letusan susulan yang muncul membuat warga Tongatapu, pulau utama Tonga, harus menghadapi tsunami.
Gelombang setinggi 1,2 meter yang menyapu jalanan dan perumahan membuat banyak orang-orang mulai melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi untuk mengamankan dirinya. Belum ada rincian korban jiwa atau luka, hingga Senin lalu. Namun pencemaran udara dan air kini menjadi perhatian utama bagi sejumlah organisasi.
Di tengah kesulitan, pemegang kripto menyatakan simpati dan niat mereka untuk menyumbangkan Bitcoin untuk membantu operasi bantuan. Pengguna Twitter, Onair Blair, mendesak pendukung Bitcoin dan mantan anggota parlemen Tonga, Lord Fusitu'a, untuk membuat alamat dompet di mana orang dapat menyumbangkan Bitcoin untuk dana bantuan Tonga.
Lord Fusitu'a menanggapi dengan membuat alamat dompet BTC dan tautan di mana orang dapat menyumbangkan fiat untuk membantu operasi bantuan. Alamat tersebut telah menerima total 0,10794983 BTC (4.625,29 dolar AS) sejak Minggu, 16 Januari.
BACA JUGA:
Sebelumnya Pada Jumat, 14 Januari, Lord Fusitu'a dalam sebuah wawancara memberi tahu Cointelegraph tentang rencana negara itu untuk menggunakan energi panas bumi dari gunung berapi untuk memberi daya pada operasi penambangan Bitcoin yang akan membantu keuangan negara.
Negara ini memiliki 21 gunung berapi, dan menurut Lord Fusitu'a, “setiap gunung berapi menghasilkan 95.000 megawatt setiap saat, dan menyisakan banyak energi yang tersisa.” Lord mencatat bahwa satu gunung berapi dapat menghasilkan Bitcoin senilai 2.000 dolar AS setiap hari, dan ini akan diberikan kepada keluarga Tonga.
Mantan anggota parlemen Toga ini juga mencatat bahwa negara tersebut akan meniru langkah El Salvador untuk membuat tender legal Bitcoin. Dalam serangkaian tweet yang diterbitkan pada hari Rabu, Lord Fusitu'a mengatakan bahwa ini bisa terjadi pada awal November atau Desember tahun ini.