Sebanyak 270 Dokter Minta Spotify Serius Perangi Misinformasi COVID-19
Spotify tengah menghadapi kritikan berat dalam aplikasinya. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Spotify tengah menghadapi kritikan berat dalam aplikasinya. Di mana dokter, pakar kesehatan, dan ilmuwan meminta perusahaan tersebut juga memerangi misinformasi COVID-19 di platformnya.

Sebanyak 270 dokter, perawat, ilmuwan, dan pendidik telah mengirim surat terbuka ke Spotify setelah episode terbaru dari podcast The Joe Rogan Experience, mereka meminta perusahaan mengadopsi kebijakan yang jelas dan memenuhi tanggung jawabnya untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah.

Pada episode 31 Desember 2021 podcast-nya, Joe Rogan mewawancarai Dr. Robert Malone, seorang ahli virus yang mengatakan bahwa dia adalah salah satu pencipta teknologi mRNA.

Klaim Dr. Malone belum dipastikan kebenarannya. Selama obrolan, Dr. Malone membuat klaim tak berdasar tentang COVID-19, termasuk gagasan bahwa pembentukan massal psikosis membuat orang percaya bahwa vaksin itu efektif, dan gagasan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyembunyikan data yang mendukung ivermectin sebagai pengobatan yang valid.

Tak perlu menunggu lama, episode ini kemudian menjadi viral di antara kritikus dan penggemar, karena Rogan rata-rata memiliki lebih dari 10 juta pendengar per episode.

“Dengan mengizinkan penyebaran pernyataan palsu dan berbahaya secara sosial, Spotify memungkinkan media yang dihostingnya merusak kepercayaan publik dalam penelitian ilmiah dan menabur keraguan dalam kredibilitas panduan berbasis data yang ditawarkan oleh para profesional medis," tulisan dalam surat tersebut.

"(Episode itu) bukan satu-satunya pelanggaran yang terjadi di platform Spotify, tetapi contoh yang relevan dari kegagalan platform untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkannya," imbuhnya.

Diwartakan The Verge pada bulan April tahun lalu, bahwa Spotify juga tak bereaksi dengan episode Rogan di mana ia mendorong anak berusia 21 tahun untuk tidak divaksinasi. Seorang sumber dari perusahaan menyatakan bahwa pesan itu tidak bisa diklaim sebagai anti-vaksin, dan Rogan tidak membuat ajakan untuk bertindak.

Sebelumnya, perusahaan pernah mengatakan bahwa mereka telah melarang konten di platform yang mempromosikan konten palsu, menipu, atau menyesatkan yang berbahaya tentang COVID-19 yang dapat menyebabkan bahaya offline dan atau menimbulkan ancaman langsung terhadap kesehatan masyarakat.

Melansir Engadget, Kamis, 13 Januari, namun, seperti yang ditunjukkan dalam surat terbuka ini, Spotify tidak memiliki kebijakan misinformasi resmi seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan lainnya.

Kelompok tersebut meminta platform untuk melakukan hal itu, daripada secara langsung mengambil tindakan terhadap Rogan atau menghapus episode yang dipermasalahkan. Mereka ingin perusahaan membuat aturan yang akan membuat pembuat podcast bertanggung jawab atas konten acara mereka.

Spotify membayar 100 juta dolar AS untuk acara The Joe Rogan Experience sebagai podcast eksklusif pada tahun 2020. Acara ini adalah yang paling populer di platform pada tahun 2021, baik di AS maupun secara global.

Sebagai informasi, berbeda dengan Spotify, YouTube pernah menghapus video wawancara yang terdapat Dr. Malone di dalamnya, dan baru-baru ini dia juga dilarang dari Twitter karena melanggar kebijakan misinformasi COVID-19 platform.

Setiap hari, Platform seperti Facebook dan Twitter telah mengadopsi kebijakan dalam upaya untuk mengurangi klaim palsu yang merajalela, tetapi beberapa tidak memiliki aturan.