JAKARTA - Belum lama ini Spotify berencana untuk menambahkan panduan konten ke setiap podcast tentang COVID-19 di platformnya, dan hal ini disambut baik oleh Gedung Putih, Amerika Serikat (AS).
Namun, Gedung Putih meminta Spotify tak hanya mengambil langkah tersebut, tetapi platform teknologi tersebut harus berbuat lebih banyak untuk mencegah penyebaran informasi yang salah tentang virus corona.
"Harapan kami adalah semua platform teknologi utama dan semua sumber berita utama dalam hal ini bertanggung jawab dan waspada untuk memastikan bahwa rakyat Amerika memiliki akses ke informasi yang akurat tentang sesuatu yang signifikan seperti COVID-19," ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki dalam keterangannya pada wartawan, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 2 Februari.
"Disclaimer ini adalah langkah positif, tetapi kami ingin setiap platform terus melakukan lebih banyak untuk mencegah informasi yang salah," imbuhnya.
Kasus Spotify bermula dari seorang podcaster asal AS, Joe Rogan menyajikan konten yang penuh kontroversial terkait informasi COVID-19 yang salah, termasuk vaksinnya dalam acaranya Joe Rogan Experience.
Rogan mendapat kecaman dari berbagai pihak medis termasuk dua musisi sekaligus penyanyi dunia, Neil Young dan Joni Mitchell yang menarik lagu mereka dari Spotify sebagai bentuk protes.
Menanggapi hal itu, CEO Spotify, Daniel Ek, mengatakan perusahaan akan menerbitkan aturan platform lama, agar lebih transparan tentang kebijakan yang mengatur konten di platform secara lebih luas.
"Secara pribadi, ada banyak pandangan di Spotify yang saya sangat tidak setuju. Penting bagi saya bahwa kami tidak mengambil posisi sebagai sensor konten sambil juga memastikan bahwa ada aturan dan konsekuensi bagi mereka yang melanggarnya," ujar Daniel dalam unggahan resminya di web Spotify.
Daniel kemudian menjelaskan bagaimana setiap episode podcast tentang COVID-19 sekarang akan disertai dengan penasihat konten.
BACA JUGA:
"Panduan ini akan mengarahkan pendengar ke Pusat COVID-19 kami yang berdedikasi, sumber daya yang menyediakan akses mudah ke fakta berdasarkan data, informasi terkini yang dibagikan oleh para ilmuwan, dokter, akademisi, dan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia, serta tautan ke sumber tepercaya," kata Daniel.
Perusahaan juga akan mulai menerbitkan aturan platformnya, yang dikembangkan oleh tim internal bersama dengan sejumlah pakar luar dan diperbarui secara berkala.
Nantinya, aturan tersebut akan memberi tahu kontributor untuk tidak mempromosikan konten berbahaya, menipu, sensitif, atau ilegal di Spotify. Tak hanya itu, konten yang melanggar aturan pun dapat dihapus dari Spotify.
"Perusahaan akan mulai menguji cara untuk menyoroti aturan platform kami di alat pembuat dan penerbit kami untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang dapat diterima dan membantu pembuat memahami akuntabilitas mereka untuk konten yang mereka posting di platform kami," jelas Daniel.