JAKARTA - Google telah menjadi mesin pencari nomor satu dunia, dengan pangsa pasar 92,4 persen. Maka tak mengherankan jika perusahaan ini menjadi perhatian negara-negara di seluruh dunia, termasuk diminta untuk menghapus konten.
Menurut Laporan Transparansi tahunan Google, sudah sejak 2009 perusahaan selalu diminta untuk menghapus konten. Permintaan itu diterimanya dari pemerintah di seluruh dunia.
Untuk mengetahui lebih jelas, perusahaan VPN yang berbasis di Belanda, Surfshark, telah menganalisis file-file ini untuk melihat negara mana saja yang paling banyak meminta Google untuk menghapus sebagian besar konten dan alasan paling umum untuk permintaan tersebut.
Dalam hal ini, Surfshark hanya menyaring data dari Laporan Transparansi berdasarkan lokasi, volume permintaan antara 2011 hingga 2020, volume permintaan pada tahun 2020 saja, dan alasan utama permintaan di setiap negara dan global.
Google tak hanya sebagai mesin pencarian, mereka memiliki layanan seperti Google Documents, Google Play, Gmail, Maps, Foto, Iklan, dan YouTube. Namun salah satu produknya, YouTube, mendominasi permintaan penghapusan.
Melansir ZDNet, Selasa, 1 Februari, YouTube menerima lebih banyak permintaan penghapusan daripada Google Search. Ini berada di puncak daftar permintaan penghapusan pada 2020 dengan 19.775 permintaan, dengan hasil pencarian web tidak jauh di belakang 19.198.
Bahkan ada 37 permintaan penghapusan konten di Google Maps. Dari 2011 hingga 2020, terdapat 101.015 permintaan penghapusan untuk YouTube, sehingga permintaan pada 2020 menunjukkan lonjakan jumlah yang signifikan.
Temuan Surfshark menunjukkan bahwa Rusia telah mengirim lebih banyak permintaan penghapusan ke Google selama dekade terakhir daripada gabungan semua negara lain, dengan total 123.606 permintaan selama sepuluh tahun terakhir. Rusia beralasan karena keamanan nasional untuk meminta penghapusan tersebut.
Kemudian Amerika Serikat (AS), telah membuat total 9.627 permintaan penghapusan konten sejak 2011, dengan alasan pencemaran nama baik, tindakan merusak reputasi seseorang karena komunikasi lisan atau tertulis.
Meskipun China hanya mengeluarkan 1.252 permintaan penghapusan selama sepuluh tahun terakhir, lebih dari tiga pada empat permintaan (76,04 persen) menyebutkan kekerasan sebagai alasan utama permintaan penghapusan konten.
BACA JUGA:
Pencemaran nama baik adalah penyebab paling umum untuk permintaan yang dibuat, dengan 10 dari 25 negara yang paling banyak mengutip alasan ini. Namun, alasan yang lebih tidak umum untuk permintaan penghapusan adalah menyoal Kantor Agama yang diminta Pakistan, Kekerasan dari China, Penipuan dari Canada, dan Kritik Pemerintah dari permintaan Thailand dan Vietnam.
Permintaan penghapusan dari AS melonjak pada tahun pertama pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump karena kenaikan 285,47 persen dalam keluhan terkait penipuan.
Hampir satu dari sepuluh di 3.039.200 korban penipuan AS pada 2017 ditipu melalui Internet atau layanan telepon. Sekarang permintaan penghapusan Pemerintah AS telah turun sebesar 67,23 persen sejak 2011.
Meski begitu, Google bukan satu-satunya perusahaan yang menerima permintaan penghapusan. Perusahaan lain seperti Twitter juga membuat laporan transparansi serupa. Dan meski Google paling mendominasi pencarian dan penayangan video, perusahaan tidak mengontrol semuanya menurut Laporan Transparansi.
Laporan tersebut menjelaskan salah satu alasan tidak menghapus konten adalah konten itu sendiri telah dihapus oleh pemilik konten. Terkadang, Google bahkan menerima permintaan untuk menghapus konten dari Internet.