Bagikan:

JAKARTA - Spotify di tengah kontroversinya yang dipicu oleh protes musisi dan 270 dokter, perawat, ilmuwan, serta pendidik justru mendapat tambahan 2 juta pelanggan baru pada kuartal pertama (Q1) 2022.

Angka tersebut tumbuh 15 persen dari tahun ke tahun (YoY) mencapai 182 juta, naik dari 158 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Bahkan dikatakan Spotify, sebanyak 422 juta orang menggunakan layanannya setidaknya sebulan sekali, termasuk orang yang mendengarkan gratis dengan iklan. Itu naik 19 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan pelanggan sedikit di bawah ekspektasi. Angka terbaru bertepatan dengan periode tagar seperti #CancelSpotify menjadi tren, hal itu karena adanya kesalahan informasi COVID-19 yang ditayangkan di podcast populer Joe Rogan.

Saat itu pada akhir Januari, penyanyi-penulis lagu Neil Young juga memicu perdebatan tentang peran layanan tersebut dalam memoderasi pesan yang dipromosikan di layanannya, saat ia menarik musiknya dari Spotify karena keberatan dengan kesalahan informasi vaksin COVID-19 di podcast Rogan.

Boikot Young terjadi setelah ratusan profesi medis menunjuk Rogan ketika mereka meminta Spotify untuk mengatasi misinformasi COVID-19 secara lebih akurat.

Melansir CNET, Kamis, 28 April, namun, Spotify juga dilanda kehilangan 1,5 juta pelanggan karena layanan berhenti beroperasi di Rusia mengikuti banyak perusahaan yang menarik diri dari negara itu setelah invasi ke Ukraina.

Dalam hal pendapatan, layanan ini menghasilkan 2,82 miliar dolar AS setara Rp40,9 triliun pada kuartal pertama, peningkatan 24 persen YoY yang melebihi ekspektasi.

Pendapatan langganan premium meningkat 23 persen YoY menjadi 2,38 miliar euro setara Rp36,3 triliun, sementara pendapatan yang didukung iklan meningkat menjadi 282 juta euro setara Rp4,3 triliun, naik dari 216 juta euro setara Rp3,3 triliun pada Q1 2021.

Menjelang Q2 yang berakhir pada Juni mendatang, Spotify memproyeksikan akan mencapai 187 juta pelanggan dan mencapai 428 juta pendengar bulanan.

Angka-angka terbaru menegaskan kembali dominasi Spotify dalam musik berlangganan di seluruh dunia. Pesaing nomor duanya, Apple Music tidak secara rutin mengungkapkan keanggotaan berbayarnya dan tidak menawarkan pembaruan selama lebih dari dua tahun, menutupi seberapa banyak keunggulan yang mungkin dimiliki Spotify.