Bagikan:

JAKARTA – Kepala eksekutif pembuat gim "Fortnite", Epic Games, dan kritikus vokal lainnya dari Apple Inc dan Google Alphabet Inc berencana untuk berbicara di Korea Selatan, di mana dua raksasa teknologi Amerika Serikat ini menghadapi peraturan baru yang memaksa mereka untuk membuka toko aplikasi mereka untuk memungkinkan pembayaran dari pihak ketiga.

Tim Sweeney dan perwakilan dari Match Group  berencana untuk berbicara di konferensi minggu depan tentang keadilan dalam ekosistem online, menurut perwakilan perusahaan tersebut.

Kunjungan Sweeney ke Korea terjadi sehari setelah seorang hakim AS menolak permintaan Apple untuk menghentikan serangkaian perintah pengadilan yang dijatuhkan setelah pengadilan antimonopoli yang panjang antara Apple dan Epic Games. Perintah tersebut mengharuskan Apple untuk mengizinkan pengembang membuat tombol dalam aplikasi dan tautan ke sistem pembayaran pihak ketiga.

Pada bulan Agustus lalu, anggota parlemen Korea Selatan mengamandemen Undang-Undang Bisnis Telekomunikasi di negara itu. Di bawah perubahan tersebut, operator toko aplikasi harus mengizinkan sistem pembayaran pihak ketiga di toko mereka alih-alih memaksa para pengembang untuk menggunakan sistem pembayaran dalam aplikasi yang membebankan komisi tambahan.

Komisi Komunikasi Korea (KCC) telah meminta Apple dan Google untuk menyerahkan rencana kepatuhan tersebut.

Pekan lalu, Google mengatakan telah mengajukan rencana yang untuk pertama kalinya yang memungkinkan pembayaran pihak ketiga di Play Stere, tetapi tidak jelas apakah rencana tersebut akan menurunkan biaya bagi pengembang atau tidak.

Daripada membebankan komisi standar 15% untuk penggunaan sistem pembayaran dalam aplikasinya, Google mengatakan akan membebankan komisi 11% kepada pengembang yang menggunakan sistem pembayaran mereka sendiri. Pengembang tersebut kemungkinan akan membayar biaya tambahan 3% hingga 4% kepada pemroses pembayaran di luar Play Store.

Apple belum mengatakan apakah mereka telah mengajukan rencana kepatuhan tersebut. Pada bulan Oktober, seorang pejabat Korea mengatakan kepada Reuters bahwa Apple telah mengatakan kepada regulator, bahwa mereka tidak percaya  dan perlu membuat perubahan apa pun pada praktik bisnisnya saat ini, yang berpotensi menempatkan pembuat iPhone pada jalur tabrakan dengan regulator.