Epic Games Ingin Lepas dari Kontrol Ketat Apple
Ilustrasi (Photo by Joshua Hoehne on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sengketa Apple dengan Epic Games Inc masih berlanjut di pengadilan California, Amerika Serikat (AS). Diyakini, tindakan pengembang gim Fortnite itu akan memberikan dampak bagi industri dunia teknologi seluler.

Melansir dari CNET, Senin 3 Mei, Epic Games memiliki tujuan untuk mematahkan cengkraman pabrikan ponsel tersebut di pasar online-nya. Apple sendiri diketahui telah mendapat banyak tekanan dari berbagai pembuat aplikasi atas kontrol ketat App Store-nya.

Menurut para kritikus, kebijakan App Store merupakan sebuah perilaku monopoli yang akan merugikan para pengembang aplikasi maupun gim.

Dalam sidang itu, nantinya kedua perusahaan akan memperdebatkan apakah Apple memiliki hak untuk menetapkan aturan dasar, mengontrol sistem pembayaran, dan mengeluarkan aplikasi dari App Store yang gagal mematuhinya.

Selain itu, adapula yang dipertaruhkan adalah bagian pendapatan Apple dari App Store sebanyak 30 persen. Apple berpendapat bahwa komisinya adalah norma industri, dan merupakan kompensasi yang adil untuk memberi pengembang etalase global dan menjaganya tetap aman.

Lebih lanjut, sebenarnya Epic Games tidak sendirian atas kritikannya tersebut. Uni Eropa belum lama ini secara resmi menuduh Apple tidak adil menekan saingan streaming musik berdasarkan keluhan yang diajukan oleh Spotify, dan mengklaim Apple menetapkan aturan yang mendukung Apple Music-nya sendiri.

Koalisi untuk Keadilan Aplikasi yang baru-baru ini dibentuk, mencakup Spotify dan Epic Games. Mereka menyerukan Apple untuk membuka pasarnya, mengklaim komisinya adalah pajak pada saingannya.

Sebelumnya diwartakan, perselisihan ini berawal ketika Apple memboikot Fortnite dari App Store tahun lalu setelah Epic Games merilis pembaruan yang menghindari pembagian pendapatan dengan pabrikan ponsel tersebut.

Apple tidak mengizinkan pengguna perangkat populernya untuk mengunduh aplikasi dari mana saja kecuali App Store, dan pengembang harus menggunakan sistem pembayaran Apple yang memotong hingga 30 persen pendapatan.