Bagikan:

JAKARTA - Nissan Motor Co., Ltd mengumumkan pengembangan dan produksi massal baterai lithium-iron phosphate (LFP) untuk kendaraan listrik terbaru telah disetujui oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) di Jepang.

Dengan pengembangan ini, pabrikan tersebut bermaksud untuk mendirikan basis di Jepang dengan memperkuat rantai pasokan baterai serta mempromosikan penggunaan kendaraan listrik dengan material LFP.

President and CEO Nissan Makoto Uchida, mengatakan pengadopsian baterai LFP tersebut menjadi opsi yang lebih masuk akal dalam menyediakan kendaraan listrik dengan harga terjangkau.

“Nissan akan mengadopsi baterai LFP untuk memenuhi beragam kebutuhan pelanggan dan menyediakan kendaraan listrik yang lebih terjangkau,” kata Uchida dalam laman resmi pabrikan, Selasa, 10 September.

Tidak hanya itu, Uchida mengonfirmasi bahwa baterai tersebut akan terpasang pada kendaraan listrik berukuran kecil untuk tahun 2028 mendatang.

“Baterai yang akan dikembangkan dan diproduksi secara massal di Jepang, akan dipasang di kendaraan mini listrik mulai tahun fiskal 2028,” tambah Uchida.

Nissan berinvestasi pada perakitan baterai LFP di negeri Sakura tersebut sekitar 153,3 miliar yen (Rp16,5 triliun) dengan skala produksi mencapai 5 GWh.

Produsen otomotif yang bermarkas di Yokohama ini merupakan salah satu dari sekian merek yang mantap untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi di masa mendatang. Melalui perencanaan bisnis ‘The Arc’, Nissan akan meluncurkan 30 model terbaru di masa depan secara global dengan 16 di antaranya ialah EV.

Nissan berencana untuk mengurangi biaya produksi kendaraan listrik generasi berikutnya sebesar 30 persen, membuka jalan bagi keseimbangan biaya antara EV dan kendaraan ICE pada tahun 2030.

Merek tersebut juga merincikan beberapa model yang akan diluncurkan untuk beberapa pasar, seperti delapan model New Energy Vehicle (NEV) di China, tujuh model di AS dan Kanada, lima model di Jepang dan Timur Tengah, serta tiga model di India dan Afrika, dan dua model di Oseania.

Meskipun tetap mempertahankan keseimbangan antara ICE dan EV dalam dua tahun ke depan, Nissan berencana untuk meningkatkan investasi dalam elektrifikasi hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2026.

Dengan demikian, diharapkan penjualan global kendaraan listrik Nissan dapat meningkat 40 persen pada tahun 2026 dan mencapai pertumbuhan menjadi 60 persen pada tahun 2030 mendatang.