Bagikan:

JAKARTA - Nissan, pionir kendaraan listrik (EV) dengan model Leaf, kini menghadapi persaingan sengit dari produsen otomotif Tiongkok. Persaingan ini menjadi peringatan bagi Nissan yang sudah 13 tahun ada di pasar EV . Untuk menyesuaikan, CEO Nissan, Makoto Uchida, mengindikasikan perlunya merevisi rencana pengembangan dan strategi agar dapat bersaing, terutama dalam menyediakan EV yang terjangkau.

Makoto Uchida, selaku CEO Nissan, mengatakan pihaknya mengira penjualan EV akan berlangsung secara perlahan, ternyata transisi dan pergerakan global menjadi lebih cepat berkat upaya dari beberapa perusahaan asal China.

“Kami sedang berdiskusi mengenai harga. Kami sedang mencari harga yang terjangkau untuk kendaraan listrik di seluruh dunia. Ini adalah salah satu hal penting ke depan,” ucap Makoto Uchida dilansir dari Autocar, Sabtu, 28 Oktober.

Uchida juga menjelaskan, bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk menurunkan harga model EV-nya, melainkan akan menciptakan mobil berkualitas baik dengan harga terjangkau dibandingkan dengan menawarkan kendaraan berdimensi kecil.

Lebih lanjut, pria asal Jepang tersebut tidak mau berkomentar mengenai apakah pemerintah di seluruh dunia harus menerapkan tarif untuk kendaraan China untuk memastikan kesetaraan yang lebih besar dengan model-model yang diproduksi secara lokal.

“Kita tidak berbicara tentang pemerintah. Saat ini ada gelombang kuat dari China dan kita perlu melihat bagaimana kita mengatasi hal ini sebagai pionir kendaraan listrik serta bagaimana mengubah cara kita membangun EV dan menjadi kompetitif di setiap pasar,” jelas Uchida.

Rencananya, Nissan dikabarkan akan menghadirkan lebih banyak model elektrifikasinya dalam rencana strategisnya, "Nissan Ambition 2030". Pabrikan berencana akan meluncurkan 19 model EV pada akhir dekade ini.

Selain itu, Nissan juga akan meluncurkan teknologi terbaru baterai all-solid-state yang dikembangkan secara internal pada 2028.