Bagikan:

JAKARTA - Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) sederhananya adalah jenis kendaraan listrik yang menggunakan sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik yang kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik.

Jantung dari FCEV adalah sel bahan bakar. Di dalamnya, hidrogen bereaksi dengan oksigen dari udara untuk menghasilkan listrik, panas, dan air. Air inilah yang menjadi satu-satunya emisi dari kendaraan ini.

Dua pabrikan otomotif papan atas dan terdepan dalam pengembangan FCEV, Toyota Motor Corporation dan BMW Group bersiap meningkatkan kemitraan mereka demi memperluas lini mobilitas ramah lingkungan.

Melansir dari Nikkei Asia, Rabu, 28 Agustus, kedua merek ini akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kemitraan ini pada minggu depan dengan pengumuman resmi telah ditetapkan pada 5 September mendatang.

Seorang juru bicara Toyota mengatakan bahwa pemberitahuan ini tidak didasarkan pada pengumuman dari pabrikan dan menolak berkomentar lebih lanjut mengenai detailnya.

Sementara itu, juru bicara BMW Group mengatakan informasi yang dimuat dalam pemberitaan media tersebut tidak didasarkan pada pengumuman dari perusahaan ini.

“BMW Group dan Toyota Motor Corporation telah bekerja sama selama beberapa tahun dalam bidang sel bahan bakar dan teknologi lainnya dengan tujuan bersama untuk menawarkan solusi mobilitas tanpa emisi,” kata juru bicara dari BMW Group.

Kedua perusahaan ini telah bermitra dalam pengembangan dalam FCEV sejak 2012 lalu, di mana Toyota berperan sebagai pemasok komponen dalam jumlah terbatas.

Menurut laporan, Toyota akan kembali memasok lebih banyak komponen kepada BMW, termasuk tangki hidrogen dan sistem sel bahan bakar. Kemudian, perusahaan dari Jerman ini akan memanfaatkan teknologi EV internal, seperti sistem penggerak.

Kerja sama ini menghasilkan model BMW iX5 Hydrogen yang diperkenalkan pada Februari tahun lalu. Mobil ini didasari SUV X5 generasi keempat yang diluncurkan pada 2019 lalu.

Salah satu tujuan BMW adalah untuk memperkenalkan iX5 Hydrogen di berbagai negara untuk mendukung pengembangan infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen berstandar 700 bar untuk semua jenis kendaraan.

Dengan infrastruktur yang memadai, mobil bertenaga hidrogen ini dapat menjadi salah satu komponen penting dalam strategi masa depan BMW Group.

BMW iX5 Hydrogen mengklaim memiliki jangkauan hingga 504 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar, memungkinkan penggunaan mobil ini untuk perjalanan jarak jauh tanpa khawatir kehabisan daya. Selain itu, mobil ini memiliki waktu pengisian yang relatif cepat, hanya memerlukan sekitar 3-4 menit untuk mengisi tangki hidrogen sepenuhnya.

Merek kendaraan ini akan memulai produksi massal iX5 Hydrogen dalam beberapa tahun ke depan. Dengan menggabungkan sistem dari Toyota, BMW dapat memangkas biaya pengembangan dan produksi untuk kendaraan sel bahan bakar.

Kendaraan sel bahan bakar menggunakan listrik yang dihasilkan melalui reaksi kimia hidrogen dan oksigen. Karena kendaraan hanya mengeluarkan air selama pembangkitan listrik, bukan karbon dioksida.

Beberapa pihak menyebutkan bahwa ini merupakan kendaraan paling ramah lingkungan selain listrik. Selain itu, mobil ini memiliki keuntungan waktu mengisi tangki lebih singkat dibandingkan EV.