Bagikan:

JAKARTA - BMW merupakan salah satu pabrikan yang turut mengembangkan kendaraan berbahan bakar hidrogen (FCEV). Adapun BMW iX5 Hydrogen merupakan salah satu bukti komitmen merek terhadap energi keberlanjutan ini.

Meskipun menjadi salah satu pionir dalam pengembangan FCEV, BMW menegaskan bahwa segmen ini tidak dirancang untuk menggantikan Battery Electric Vehicle (BEV) dan keduanya diciptakan untuk berdampingan dalam mobilitas ramah lingkungan.

General Manager of Hydrogen Technology BMW Group Dr Juergen Guldner, mengatakan kedua inovasi ini diciptakan untuk melengkapi satu sama lain karena BEV dan FCEV dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang berbeda-beda.

“Kami tidak melihatnya sebagai persaingan antara kedua teknologi tersebut,” kata Guldner dikutip dari Drive, Rabu, 26 Juni.

Guldner mengatakan kendaraan sel bahan bakar hidrogen akan cocok bagi pembeli yang tidak dapat mengisi daya mobil EV semalaman di rumah dan harus melakukan perjalanan jarak jauh dengan efisien.

"Tidak ada seorang pun yang berpikir bahwa bensin dan diesel bersaing satu sama lain. Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda pula," tambah Guldner.

Meskipun memiliki preferensi berbeda, ia menambahkan bahwa pembeli memiliki kesadaran terhadap ramah lingkungan dan hidrogen serta EV dapat menjembatani hal tersebut menuju dekarbonisasi.

“Yang kita semua inginkan adalah dekarbonisasi dan pada dasarnya menyelamatkan planet kita,” tambah Guldner.

BMW memiliki satu model FCEV bernama iX5 Hydrogen yang telah diperkenalkan pada Februari lalu. Mobil ini berbasis dari model X5 bermesin bensin yang diluncurkan pada 2019 lalu.

Dalam proses pengembangan mobil, BMW bermitra dengan pionir mobil hidrogen asal Jepang, Toyota. Kedua perusahaan ini telah berinvestasi dalam teknologi pengisian hidrogen untuk sejumlah kendaraan.

Sistem sel bahan bakar yang sangat efisien, dilengkapi dengan dua tangki hidrogen, motor listrik, dan baterai daya, berkolaborasi dengan unit kendali kendaraan pusat untuk menunjukkan kinerja dan kesiapan yang luar biasa.

SUV ini juga dijadikan armada untuk beroperasi di berbagai wilayah, termasuk Eropa, Jepang, Korea, China, AS, dan Timur Tengah. Salah satu tujuan BMW adalah untuk memperkenalkan iX5 Hydrogen di berbagai negara untuk mendukung pengembangan infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen berstandar 700 bar untuk semua jenis kendaraan.

Kolaborasi lintas sektor juga membuka peluang penting untuk mengembangkan jaringan pemasok yang kuat dalam teknologi hidrogen dan mengurangi biaya terkait.

BMW iX5 Hydrogen mengklaim memiliki jangkauan hingga 504 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar, memungkinkan penggunaan mobil ini untuk perjalanan jarak jauh tanpa khawatir kehabisan daya.

Selain itu, mobil ini memiliki waktu pengisian yang relatif cepat, hanya memerlukan sekitar 3-4 menit untuk mengisi tangki hidrogen sepenuhnya.

SUV bertenaga hidrogen ini didukung oleh sistem BMW eDrive, yang mencakup motor listrik, transmisi, dan komponen elektronik daya, serta sistem sel bahan bakar yang menghasilkan total daya sebesar 401 dk.