Bagikan:

JAKARTA - Produsen otomotif dari Jepang Nissan dikabarkan telah menghentikan sementara rencana pengembangan dua sedan EV dan akan memperluas jajaran menjadi lima SUV dan crossover listrik di Amerika Serikat (AS).

“Kami menyesuaikan jadwal pengenalan lima model baru ini untuk memastikan kami membawa kendaraan ke pasar pada waktu yang tepat,” kata juru bicara perusahaan dikutip dari Reuters, Rabu, 22 Mei.

Nissan memprediksi bahwa SUV tersebut akan meluncur lebih cepat daripada sedan. Perusahaan juga mengatakan pabriknya di Canton, Mississippi akan mendukung pembuatan kendaraan generasi berikutnya.

Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan mengingat permintaan SUV, crossover, dan pikap truk yang melebihi segmen sedan dalam beberapa tahun terakhir di AS.

Pengumuman ini muncul ketika permintaan kendaraan listrik yang lebih lemah dari perkiraan mendorong sejumlah produsen mobil global untuk menarik diri dari rencana elektrifikasi ambisius mereka dan fokus pada model hybrid dan berbahan bakar bensin.

Sebelumnya, Nissan berkomitmen untuk meluncurkan setidaknya tujuh kendaraan listrik terbaru di negeri paman Sam pada tahun 2026 dan membangun pusat manufaktur untuk EV.

Pada Maret lalu, pabrikan berbasis di Yokohama, Jepang ini meluncurkan perencanaan strategi “The Arc” terdiri dari peluncuran 30 model baru untuk pasar global pada tahun 2026 mendatang, dengan 16 di antaranya merupakan kendaraan berpenggerak listrik (EV).

Lebih lanjut, mereka berencana untuk mengurangi biaya produksi kendaraan listrik generasi berikutnya sebesar 30 persen, membuka jalan bagi keseimbangan biaya antara EV dan kendaraan ICE pada tahun 2030.

Nissan juga merinci beberapa model yang akan diluncurkan untuk beberapa pasar, seperti delapan model New Energy Vehicle (NEV) di China, tujuh model di AS dan Kanada, lima model di Jepang dan Timur Tengah, serta tiga model di India dan Afrika, dan dua model di Oseania.

Meskipun tetap mempertahankan keseimbangan antara ICE dan EV dalam dua tahun ke depan, Nissan berencana untuk meningkatkan investasi dalam elektrifikasi hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2026.