JAKARTA - Mercedes-Benz berniat untuk menghilangkan penamaan “EQ” pada jajaran kendaraan listriknya dan kembali ke struktur penamaan model tradisional dalam beberapa tahun mendatang.
Kabar ini juga diperkuat dengan pabrikan yang menamakan G-Class versi listrik dengan sebutan “G580 with EQ Technology”, bukan EQG seperti yang dirumorkan sebelumnya. Tidak hanya hadir dalam varian listrik, G-Class tersebut juga tersedia dalam model bensin, diesel, dan AMG sebagai versi performa tinggi.
Pabrikan menyadari bahwa suatu saat nanti semua modelnya akan menjadi kendaraan listrik, sehingga mereka akan kembali dengan nama tradisional seperti halnya versi bensin maupun diesel.
“Setelah semuanya menjadi kendaraan listrik sepenuhnya, kalian tidak akan ingin meninggalkan atau mau mempertahankan nama seperti S-Class,” ucap juru bicara perusahaan dikutip dari Auto Express, Jumat, 17 Mei.
Namun pabrikan mewah ini belum akan beralih ke listrik sepenuhnya dalam waktu dekat. Saat ini, mereka menawarkan opsi mobil berteknologi plug-in hybrid (PHEV) atau mild-hybrid 48V dalam upaya meminimalkan penggunaan bahan bakar bensin dan diesel.
“Kami memiliki PHEV dengan performa terbaik berdasarkan jangkauannya, dan kami memperbaruinya lagi,” tambah sang juru bicara.
BACA JUGA:
Kabar ini menyusul rumor bahwa Mercedes-Benz menghentikan pengembangan arsitektur terbarunya, MB.EA Large. Laporan tersebut mengatakan keputusan ini diambil karena berkaca dari buruknya penjualan model EQE dan EQS.
Penghentian pengembangan ini dilaporkan dapat menghemat investasi sekitar 4 miliar euro dan 6 miliar euro (sekitar Rp69,6 triliun hingga Rp104,5 triliun).
Pabrikan mewah ini awalnya berencana mengembangkan dua versi platform MB.EA, yakni MB.EA Medium untuk sedan dan SUV EQC terbaru dan MB.EA Large untuk kendaraan berukuran besar yang lebih premium.
Sebelumnya, platform MB.EA Large direncanakan meluncur pada tahun 2028 dan akan digunakan di berbagai model seperti penerus EQE dan EQS.