JAKARTA - Toyota Motor Corporation bersama dengan Chiyoda Corporation menjalin kerja sama pengembangan sistem elektrolisis dalam skala besar dalam membangun ekosistem hidrogen secara masif.
Kemitraan kedua perusahaan tersebut juga sejalan dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah Jepang, yakni mengenalkan elektrolisis baik secara lokal maupun luar negeri sebagai bagian dari strategi dasar hidrogen.
Dilansir dari laman Toyota, Selasa, 6 Februari, teknologi produksi massal sel elektrolisis menggunakan sistem fuel-cell yang dimiliki oleh Toyota dan desain pabrik pemrosesan serta konstruksi pabrik skala besar yang dimiliki oleh Chiyoda akan disatukan untuk mengembangkan sistem tersebut.
Untuk dapat menjawab berbagai kebutuhan pelanggan, seperti jumlah hidrogen yang digunakan, peralatan kelas 5 Mega-Watt (MW) akan digunakan sebagai unit dasar untuk pengembangan, dan akan digabungkan untuk membuat paket standar, yang memungkinkan pembangunan sistem elektrolisis berskala besar.
Keunggulan dari peralatan ini adalah efisiensi. Sistem ini hanya memakan sekitar setengah luas lantai peralatan konvensional dan menawarkan kemudahan perawatan sekaligus memungkinkan pengiriman lebih mudah, mempersingkat waktu konstruksi di lokasi, dan menurunkan biaya teknik sipil dan konstruksi.
BACA JUGA:
Kemampuan yang dipunyai oleh Toyota dalam bidang industri digabungkan dengan keahlian khusus Chiyoda dalam teknik pabrik secara optimal, sehingga menghasilkan manfaat seperti biaya yang lebih rendah, peningkatan efisiensi produksi, dan kualitas yang lebih stabil untuk sistem elektrolisis yang diperlukan untuk menghasilkan hidrogen ramah lingkungan.
Pengenalan sistem ini akan dimulai pada tahun 2025 mendatang di Hydrogen Park, tepatnya dalam pabrik Honsha milik Toyota. Nantinya sistem ini akan diperluas ke kelas 10 MW dan digunakan untuk verifikasi dan pengembangan.
Tentu hal ini sejalan dengan visi pabrikan asal Jepang ini dalam memuluskan perencanaan strategi multi-jalur dalam rantai nilai “Produce / Transport / Store / Use”. Toyota juga memiliki model produksi sel bahan bakar hidrogen atau FCV bernama Mirai yang telah dihadirkan untuk pasar luar negeri.
Sedan tersebut memiliki tiga tangki untuk menampung hidrogen yang juga digerakkan oleh lithium-ion 1,24 kWh serta dapat menghasilkan tenaga 182 dk dengan bantuan penggerak roda belakang.