Bagikan:

JAKARTA - Industri otomotif saat ini tengah diramaikan oleh beragam pilihan energi alternatif demi mereduksi jumlah emisi, mulai dari hybrid, Electric Vehicle (EV), bahan bakar sintetis, dan hidrogen.

Meskipun pasar mengenai kendaraan hidrogen masih sangat kecil, energi alternatif ini menjadi salah satu pilihan menarik dan berpotensi akan meramaikan pasar otomotif di masa mendatang.

Di Indonesia, ekosistem ini dikembangkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui pengoperasian Green Hydrogen Plant sebanyak 21 fasilitas pada November lalu. Gebrakan PLN ini mampu memproduksi energi hidrogen 199 ton per tahun.

Selain itu, Pertamina bersama dengan Toyota juga akan kembangkan ekosistem hidrogen untuk kendaraan berpenumpang. Melalui PT Pertamina New and Renewable Energy, perusahaan akan membangun infrastruktur pengisian demi mendukung ekosistem ini.

Mengetahui hal ini, Yohannes Nangoi, selaku Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menyambut energi alternatif ini dengan positif dan berpotensi memperluas pilihan dalam memilih kendaraan ramah lingkungan.

“Menurut kami, ini merupakan salah satu energi alternatif dan kalau ini bisa diaplikasikan dengan baik, ini akan luar biasa. Sehingga, pilihan konsumen dalam menentukan pilihan kendaraan semakin banyak,” kata Nangoi dalam sesi wawancara dengan media di Kuningan, Jakarta, Rabu, 7 Februari.

Nangoi menambahkan, energi hidrogen menjadi sebuah solusi yang menarik sehingga para pengguna kendaraan tidak hanya terpaku pada satu hingga dua teknologi saja.

“Ini membuktikan bahwa teknologi tidak hanya terpaku pada mesin pembakaran atau listrik saja. Hidrogen adalah salah satu opsi terbaik,” jelas Nangoi.

Ia juga mengatakan bahwa energi hidrogen sangat berpotensi dalam industri otomotif, terlebih lagi bila pembiayaannya bisa ditekan, maka energi alternatif ini bisa menjadi diminati oleh masyarakat.

“Saya pernah meninjau soal hidrogen hijau yang dikembangkan oleh Pertamina dan kami terkesan dengan teknologi ini. Kalau mereka berhasil menekan jumlah pembiayaannya, ini akan menjadi energi yang luar biasa,” ujar Nangoi.

Saat ini, Toyota menjadi penguasa pasar dalam segmen kendaraan hidrogen dengan memproduksi Mirai secara global. Sedan tersebut telah diluncurkan pada 2014 lalu dan telah memasuki generasi kedua.

Mobil dengan wheelbase yang panjang ini memiliki tiga tangki untuk menampung hidrogen yang juga digerakkan oleh lithium-ion 1,24 kWh serta dapat menghasilkan tenaga 182 dk dengan bantuan penggerak roda belakang.