Bagikan:

JAKARTA - Stellantis, produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan, mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba operasional yang mengesankan di semester pertama tahun ini. Pertumbuhan pendapatan dan laba operasional menunjukkan bahwa Stellantis berhasil mempertahankan kinerjanya di tengah menantangnya kondisi dunia otomotif saat ini.

CEO Stelanttis Carlos Tavares mengatakan bahwa perusahaan harus mempercepat penghematan biaya untuk menjaga profitabilitas yang kuat di tengah kondisi harga yang lebih menantang.

Diketahui, produsen mobil listrik asal AS, Tesla (TSLA.O), telah memulai gelombang pemotongan harga di China sejak Januari, menekan semua pihak dalam industri otomotif, termasuk produsen mobil dan pemasok, untuk mengendalikan biaya.

Dilansir dari Reuters, 26 Juli, pendapatan Stellantis di semester pertama naik 12% menjadi 151 miliar dolar AS melampaui perkiraan analis yang sebesar 121 miliar dolar AS.

"Jika pasar lebih kompetitif dalam hal harga, kami perlu bekerja lebih keras pada pengurangan biaya untuk memastikan bahwa kami memberikan kembali ruang bernafas yang dibutuhkan pasar sambil melindungi margin per unit kami," kata Tavares.

Sementara, CFO baru Natalie Knight, yang baru menjabat bulan ini, mengatakan bahwa daya saing harga masih menjadi faktor utama pendorong hasil perusahaan yang memiliki merek-merek seperti Fiat, Peugeot, Alfa Romeo, Ram, dan Jeep.

"Kami melakukan berbagai kenaikan harga dan grup telah sangat baik dalam mempertahankannya, dan juga mencari di mana harga tambahan sesuai di semester pertama," kata Knight.

Carlos Tavares juga berpendapat bahwa kinerja marjin Stellantis masih lebih baik daripada Tesla dan GM , yang menurutnya masing-masing mencatat marjin 10,5% dan 8,3%. Ia pun menegaskan target untuk marjin dua digit pada penutup tahun ini.

Pencapaian Stellantis ini ditopang pengiriman lebih banyak kendaraan di semester pertama 2023 berkat sedikitnya kendala logistik yang dihadapi grup ini di Eropa.