PHK Karyawan Dilanjutkan, CEO Stellantis Justru Kantongi Bonus Jutaan Euro
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) Stellantis, 16 April. (Dok. Stellantis)

Bagikan:

JAKARTA - Tesla memangkas lebih dari 14.000 pekerja dalam PHK terbesar dalam sejarah perusahaan meski mendapatkan cukup banyak keuntungan di kuartal pertama 2024.  Melambatnya permintaan mobil listrik dan tingginya persaingan agresif dari pesaingnya di China adalah alasan yang disebut oleh pabrikan mobil Elon Musk.

Tak hanya Tesla, produsen mobil Stellantis yang dibentuk pada tahun 2021 melalui penggabungan antara Fiat Chrysler Automobiles dan PSA Group juga melakukan hal sama dengan mengumumkan perpanjangan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di pabrik Mirafiori, Eropa. 

Bahkan, keputusan ini menuai kritik tajam dari serikat pekerja setempat, terlebih karena bertepatan dengan disetujuinya bonus CEO Carlos Tavares yang bernilai fantastis oleh para pemegang saham.

Stellantis menyatakan bahwa PHK di pabrik Mirafiori akan terus berlanjut hingga 6 Mei 2024. Pemangkasan kerja yang sedang berlangsung menuai kritik keras, terutama karena bertepatan dengan disetujuinya bonus jumbo CEO Tavares untuk tahun 2023. Total kompensasi CEO melonjak 56 persen menjadi 36,6 juta euro (sekitar Rp632 miliar). Bonus tersebut juga termasuk insentif jangka panjang senilai 13 juta euro (sekitar Rp224 miliar) yang didasarkan pada pencapaian kinerja tertentu.

“Sembilan puluh persen dari gaji saya ditentukan oleh hasil perusahaan, jadi ini membuktikan bahwa kinerja perusahaan tampaknya tidak terlalu buruk," ungkap Tavares menanggapi kritik tersebut, dilansir dari Teslarati, 17 April.

Sementara itu serikat pekerja menyatakan berhak mengetahui tentang produk baru yang akan diproduksi termasuk kepastian apakah soal kelanjutan pabrik.

" Kami, sebagai serikat pekerja, berhak meminta diproduksinya model baru. Tanpa model baru, satu-satunya kepastian adalah penggunaan jaring pengaman sosial secara terus-menerus," kata Sekretaris Jenderal Edi Lazzi dari Fiom-Cgil Turin dan Gianni Mannori dalam sebuah pernyataan bersama.

"Sayangnya, Tavares tidak mengatakan apapun tentang produk baru minggu lalu. Inilah mengapa perlu membuka negosiasi nyata di Palazzo Chigi bersama pemerintah, Stellantis, dan serikat pekerja. Negosiasi ini harus menempatkan Mirafiori di pusat perhatian, tetapi juga menanyakan nasib pabrik Italia lainnya. Jika tidak, industri mobil di negara kita bisa punah," lanjut mereka.

Sebelumnya, CEO Stellantis Carlos Tavares membantah rumor bahwa perusahaan berencana memindahkan lini produksi keluar Italia. Ia berpendapat bahwa keputusan sulit perlu diambil agar perusahaan bisa bersaing dengan kendaraan listrik China. Tavares menambahkan bahwa Stellantis memiliki rencana untuk berinvestasi lebih banyak di Italia, meskipun ada rumor bahwa mereka akan pindah ke negara dengan biaya produksi lebih murah.