JAKARTA - Induk perusahaan otomotif multinasional melalui penggabungan antara Fiat Chrysler Automobiles dan PSA Group, Stellantis mengumumkan bahwa Dewan Direksi telah menerima pengunduran diri Carlos Tavares dari jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) pada 1 Desember 2024. Langkah ini efektif segera, dengan transisi kepemimpinan akan dipandu oleh Komite Eksekutif Interim yang dipimpin oleh Ketua Dewan Direksi Stellantis John Elkann.
Carlos Tavares yang kini berusia 66 tahun telah memimpin raksasa otomotif 14 merek tersebut sejak dibentuk pada tahun 2021, setelah sebelumnya memimpin Grup PSA selama tujuh tahun.
Dalam rilis pers global, dikutip 2 Desember, disebut proses pencarian CEO permanen baru kini tengah berlangsung dan dikelola oleh Komite Khusus Dewan. Stellantis menargetkan untuk menyelesaikan proses ini pada paruh pertama tahun 2025. Selama masa transisi ini, perusahaan memastikan bahwa strategi jangka panjang tetap berjalan, dengan dukungan penuh dari seluruh karyawan dan pemangku kepentingan.
Senior Independent Director Stellantis, Henri de Castries, mengomentari keputusan ini dengan menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan sejak pembentukannya didasarkan pada keselarasan yang sempurna antara pemegang saham, dewan, dan CEO. Namun, perbedaan pandangan yang muncul dalam beberapa minggu terakhir telah menyebabkan kesepakatan bersama untuk perubahan kepemimpinan ini.
SEE ALSO:
Ketua Dewan Direksi Stellantis John Elkann, dalam pernyataannya, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Carlos Tavares atas kontribusinya selama bertahun-tahun, termasuk perannya dalam pembentukan Stellantis dan keberhasilan transformasi PSA dan Opel. Elkann juga menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan Komite Eksekutif Interim guna memastikan kelanjutan strategi perusahaan demi kepentingan jangka panjang seluruh pemangku kepentingan.
Selain itu, Stellantis juga menegaskan kembali panduan keuangan tahun 2024 yang telah dipresentasikan kepada komunitas keuangan pada 31 Oktober 2024. Langkah ini menunjukkan kepercayaan perusahaan terhadap stabilitas operasionalnya di tengah perubahan kepemimpinan.