JAKARTA – CEO Stellantis, Carlos Tavares, menghadapi kritikan setelah gagal memberikan kejelasan mengenai rencana elektrifikasi Maserati dalam pertemuan dengan serikat pekerja Italia, Selasa, 5 November.
Ketidakjelasan ini semakin memperkuat kekhawatiran terhadap masa depan merek mewah Italia yang kini terus merugi.
Dilaporkan Reuters, 6 November, Tavares mengunjungi pabrik Maserati di Modena, kota kelahiran merek tersebut. Namun, menurut Samuele Lodi dan Stefania Ferrari, perwakilan serikat pekerja FIOM-Cgil, tidak ada jawaban pasti yang diberikan terkait masa depan elektrifikasi Maserati.
"Bertentangan dengan informasi sebelumnya, rencana produksi versi listrik dari mobil sport MC 20 yang dijadwalkan pada pertengahan 2025 kini tidak lagi disebutkan," ungkap Lodi dan Ferrari dalam pernyataan bersama.
Pernyataan mereka juga mengungkapkan bahwa selama pertemuan tersebut tidak ada informasi tentang model listrik atau produk baru yang direncanakan untuk pabrik Modena. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa proyek elektrifikasi Maserati mungkin menghadapi penundaan atau perubahan.
BACA JUGA:
Kedatangan Tavares di Modena juga diiringi oleh CEO baru Maserati, Santo Ficili, yang baru saja diangkat bulan ini. Sebelumnya, di bawah kepemimpinan CEO sebelumnya, Maserati telah mengumumkan rencana untuk sepenuhnya beralih ke kendaraan listrik pada 2028. Ini termasuk peluncuran SUV besar Levante versi listrik pada 2027 dan sedan Quattroporte listrik pada 2028.
Sementara Stellantis menepis spekulasi mengenai potensi penjualan Maserati, Tavares secara terbuka menyatakan bahwa grup ini tidak dapat terus mendukung merek yang merugi. Meski begitu, pihak Stellantis belum memberikan komentar terkait pernyataan serikat pekerja tersebut.
Dalam catatan sebelumnya, Stellantis menegaskan komitmennya pada elektrifikasi Maserati dan menyatakan sedang menyelesaikan rencana strategis untuk mengembalikan Maserati ke posisi puncak di pasar, dengan jajaran produk dan teknologi terbaru dalam beberapa tahun mendatang.