Tambah Opsi, Stellantis Kembangkan Kendaraan Bahan Bakar Hidrogen
Opel Vivaro e-Hydrogen. (Dok. Stellantis)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam upaya mengurangi jejak karbon di bumi, beberapa pabrikan otomotif ternama berlomba-lomba untuk mengembangkan kendaraan dengan energi alternatif. Selain kendaraan listrik (EV), salah satu teknologi yang saat ini sedang menarik perhatian ialah Fuel-Cell Vehicle (FCV) atau sel bahan bakar hidrogen.

Stellantis, perusahaan otomotif multinasional yang menaungi berbagai merek sedang mengembangkan energi alternatif ini sebagai salah satu dari empat solusi berbeda bagi mobilitas tanpa emisi.

“Injeksi hidrogen adalah salah satu dari empat teknologi yang kami kerjakan,” kata Carlos Tavares, sebagai CEO Stellantis, dilansir Autocar, Selasa, 5 Desember.

Pria asal Portugal tersebut mengatakan, persaingan sesungguhnya dalam segmen kendaraan ramah lingkungan dimulai dengan sel bahan bakar, EV, hidrogen, dan bahan bakar sintetis, sekaligus menentukan mana solusi terbaik bagi masa depan.

“Kita akan lihat dalam beberapa tahun ke depan apa solusi terbaik bagi masyarakat,” tambah Tavares.

Sayangnya, pihak Stellantis tidak membeberkan model apa yang akan mengusung mesin pembakaran hidrogen. Namun, mereka telah mulai menjual jajaran van berukuran sedang, yakni K0 atau Opel Vivaro dengan opsi sel bahan bakar hidrogen.

Perusahaan juga akan menawarkan inovasi tersebut pada truk pikap Ram Heavy Duty pada akhir 2026 atau awal 2027 di AS. Stellantis menyebut, bahwa tangki hidrogen lebih mudah dikemas dalam van, sedangkan bobot van sel bahan bakar atau van pembakaran hidrogen yang lebih ringan dibandingkan dengan van baterai-listrik akan memungkinkan muatan yang lebih besar.

Bahan bakar hidrogen dianggap sebagai solusi alternatif yang tepat untuk menghilangkan emisi, terutama untuk kalangan produsen kendaraan komersial, mengingat tidak adanya gangguan terhadap rantai pasokan yang ditimbulkannya dibandingkan dengan BEV atau FCEV.

Mesin bensin perlu dimodifikasi untuk menerima hidrogen, namun mekanismenya masih tetap sama. Tantangannya adalah membangun jaringan pengisian bahan bakar dan memproduksi hidrogen ramah lingkungan dalam skala besar.