Alfa Romeo Enggan "Berperang" dengan Teknologi Kendaraan Jerman
Alfa Romeo pada 3 Juli 2023 telah membuka pesanan untuk Giulia Quadrifoglio baru dan Stelvio Quadrifoglio baru. (Dok. Stellantis)

Bagikan:

JAKARTA - Alfa Romeo akan mengadopsi arsitektur elektronik baru dari induk perusahaannya, Stellantis, pada Giulia baru mereka pada tahun 2025. Namun, bos Alfa Romeo, Jean-Philippe Imparato, telah memastikan bahwa hal ini tidak akan menyebabkan revolusi besar dalam filosofi desain interior merek ini, ia juga menegaskan tidak akan berperang dengan produsen Jerman dalam hal teknologi di dalam mobil.

"Ikuti perkembangan teknologi digital yang dilakukan Mercedes, tentu saja," kata Imparato kepada Autocar, 19 Juli.

Imparato juga menggarisbawahi pelanggan Aston Martin bukanlah fans mobil yang mencari layar hiburan yang lebar setengah meter di dalam mobil atau senang dengan 200 sistem bantuan digital yang harus dihidupkan dan dimatikan.

"Kami mengembangkan teknologi kami, dan Anda akan melihat apa yang kami kerjakan pada tahun 2025, ketika Alfa Romeo menjadi yang pertama menggunakan arsitektur elektronik STLA Brain dari grup Stellantis yang baru. Namun, hal itu tidak akan mengubah cara mobil kami berbicara atau menarik minat pelanggan kami. Kami harus terus bermain sesuai kelebihan kami," tambahnya.

Apa yang diungkapkan Imperato ini berdasar pada riset pada pelanggan Alfa Romeo yang menunjukkan bahwa konsumen Alfa Romeo lebih menginginkan panel instrumen atau sistem infotainmen yang memberikan informasi khusus tentang kondisi mobil mereka tanpa membingungkan mereka dengan informasi yang tidak perlu.

"Kami akan tetap mempertahankan panel instrumen cannocchiale (teleskopik), dan kami akan memiliki layar pusat yang lebih besar daripada sekarang, tergantung pada jenis mobilnya,” sambungnya.

Sementara mengenai teknologi mengemudi otonom Alfa Romeo di masa depan akan dilengkapi dengan mode mengemudi terpisah yang dijelaskan oleh Imparato sebagai pilihan "Saya ingin mengemudi" dan "Saya ingin dikemudikan."

Menurutnya konsumen harus memilih di antara keduanya sebelum memulai perjalanan, untuk memastikan tidak ada kebingungan antara operasi semi-otonom dan kendali manusia penuh.

"Tapi penting bagi kami untuk mengetahui sistem mana yang akan memberikan nilai tambah, dan mana yang harus kami tinggalkan," tegas Imparato.

Dengan pendekatan yang selektif terhadap teknologi kendaraan dan tetap berpegang pada kelebihan-kelebihan tradisionalnya, Alfa Romeo dikatakan akan tetap setia pada identitasnya dan menjanjikan pengalaman mengemudi yang tak tertandingi bagi para penggemar mobil sport.

Pada tahun 2025, pecinta otomotif akan melihat hasil dari implementasi teknologi baru yang dijanjikan oleh Alfa Romeo, apakah benar mereka dapat mempertahankan daya tarik dan ciri khas klasik yang selalu melekat pada merek ini.