Bagikan:

JAKARTA - Juninho Pernambucano menyesalkan mentalitas 'mengutamakan uang' dari para pemain Brasil. Ia menyoroti kepindahan Neymar ke Paris Saint-Germain sebagai contoh. 

Mantan gelandang Lyon itu menjelaskan, para pemain Brasil tumbuh dengan pola pikir bergabung dengan klub yang menawarkan gaji tertinggi kepada mereka. 

"Di Brasil kami diajari untuk hanya peduli tentang uang tetapi di Eropa mereka memiliki mental yang berbeda," katanya kepada Guardian seperti dilansir dari MARCA, Rabu, 8 Juli. "Tanpa sadar saya membuat rencana karier karena saya ingin pergi ke klub besar lain di Brasil, dan tidak hanya bermain untuk olahraga. 

“Saya diajari untuk pergi ke siapa yang akan membayar saya paling banyak. Itulah cara orang Brasil. 

Ia lantas menunjuk superstar Paris Saint-Germain, Neymar sebagai salah satu pemain yang pindah karena uang banyak.

"Lihatlah Neymar. Dia pindah ke PSG hanya karena uang. PSG memberikan segalanya kepadanya, semua yang dia inginkan, dan sekarang dia ingin pergi sebelum akhir kontraknya," jelas salah satu eksekutor tendangan bebas terbaik di dunia itu.

Juninho menegaskan, Neymar harus memenuhi harapan yang diciptakan oleh kepindahan multi-euro nya dari Barcelona.

"Tapi sekarang adalah waktu (bagi Neymar) untuk mengembalikan kepercayaan itu, untuk menunjukkan rasa terima kasih," dia menambahkan. 

"Itu adalah sebuah pertukaran. Neymar perlu memberi apa pun yang dia bisa di lapangan, untuk menunjukkan dedikasi, tanggung jawab, dan kepemimpinan total. 

"Masalahnya adalah bahwa pendirian di Brasil memiliki budaya keserakahan dan selalu menginginkan lebih banyak uang.

"Ini adalah apa yang diajarkan kepada kami dan apa yang kami pelajari."

Akhirnya, dia memuji kualitas Neymar tetapi mengkritiknya atas sikapnya di PSG. Katanya. ia perlu membedakan antara Neymar sebagai pemain dan Neymar sebagai pribadi.

"Sebagai pemain, dia berada di tiga teratas di dunia, di level yang sama dengan Cristiano Ronaldo dan Leo Messi. Dia cepat, tangguh, bisa mencetak gol dan menjadikan assist sebagai pemain bernomor 10," kata Juninho.

"Tapi sebagai pribadi, saya pikir dia bersalah karena dia butuh untuk mempertanyakan dirinya sendiri dan tumbuh dewasa. Namun, pada saat ini, ia hanya melakukan apa yang diajarkan kehidupan kepadanya."