JAKARTA - Kebijakan lingkungan yang dinilai tak sepenuh hati membuat Presiden Brasil, Jair Bolsonaro banjir kritikan. Salah satu masalah yang membuatnya dikritik habis-habisan ialah karena jumlah titik kebakaran hutan di Amazon telah meningkat tajam sepanjang September lalu.
Melansir CNA, Jumat, 2 Oktober, fakta peningkatan jumlah titik kebakaran di hutan Amazon didasari oleh laporan Institut Riset Antartika Nasional (INFE). Lembaga riset itu menunjukkan fakta bahwa peningkatan kebakaran telah terjadi sebanyak 61 persen, dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Bila dirinci, INFE telah mendeteksi 32.012 titik kebakaran pada bulan lalu. Jumlah tersebut tampak meningkat mengingat daripada tahun 2019, yang hanya berada di angka 19.925.
Meski begitu, Bolsonaro tampak tak sependapat dengan informasi yang berikan oleh INFE. Bahkan, pada Rabu lalu saja, Bolsonaro yang dikenal dekat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tampak tak terima ketika dikritik oleh lawan Trump dalam Pemilu Presiden AS, Joe Biden yang menyebutkan perusakan hutan Amazon sungguh dapat diatasi kalau serius.
Tak cuma itu, Biden bahkan secara terang-terangan dalam debat pertama Pemilu Presiden AS berjanji selepas terpilih akan mengumpulkan dana sebesar 20 miliar dolar atau setara Rp298 triliun untuk segera membantu Brasil berhenti merusak Amazon.
Bolsonaro tampaknya enggan mengakui, apalagi menerima bantuan dari Biden. Sebab, belakangan dalam pidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) keanekaragaman hayati PBB, Bolsonaro mengatakan Brasil telah memiliki komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan melestarikan lingkungan.
Sebagai sanggahan atas kritikan terkait kebijakan lingkungannya, Bolsonaro pun menuduh organisasi non-pemerintah tertentu telah melakukan kejahatan lingkungan. Cara itu dianggap Bolsonaro sebagai siasat menodai citra Brasil di mata dunia.
Lantas, komentar Bolsonaro disambut kembali oleh kritikan. Kritik langsung datang dari Christiane Mazzetti dari organisasi lingkungan dunia, Greenpeace. Menurutnya ini murni karena kebijakan lingkungan Bolsonaro yang tidak terarah.
"Brasil sedang terbakar. Dari Amazon hingga Pantanal, warisan lingkungan semua warga Brasil sedang direduksi menjadi abu. Ini adalah konsekuensi dari kebijakan pemerintah Bolsonaro, yang meskipun ada prediksi kekeringan di Pantanal, belum menggunakan sarana perlindungan kebakaran yang diperlukan," tutupnya.