Bagikan:

JAKARTA - Manchester United masih belum bisa mengungguli rival satu kota Manchester City. Dalam Manchester Derby di Stadion OLd Trafford, Minggu, 29 Oktober malam WIB, Man City menghabisi MU 3-0. Kekalahan yang disebut manajer Erik ten Hag sebagai hal paling mengecewakan dalam kariernya.

Derby di kandang sendiri menjadi bukti bila level MU masih di bawah Man City. Meski sudah berganti banyak manajer sejak kepergian Sir Alex Ferguson, MU masih belum bisa mengungguli rivalnya.

Tidak hanya itu, raihan trofi Man City juga jauh lebih banyak pasca era Ferguson. MU tak pernah lagi memenangi trofi Premier League. Sementara, The Cityzens sudah rutin memenanginya.

Laga derby sesungguhnya menjadi ujian MU apakah sudah konsisten menang atau sekadar keberuntungan saja. Ya, MU berhasil menang pada tiga laga terakhir di berbagai kompetisi.

Kemenangan yang penuh drama baik saat lawan Brentford maupun FC Copenhagen di Liga Champions.

Namun modal itu masih belum cukup saat menjamu Man City yang levelnya memang sudah berbeda. Terbukti, MU gagal melewati ujian yang sesungguhnya.

Mereka tetap tak bisa mengalahkan rivalnya. Manchester pun tetap biru dan belum berubah merah.

Bagi MU ini merupakan kekalahan kelima dari 10 laga di kompetisi domestik. Hasil buruk itu menjadikan The Red Devils masih tertahan di peringkat delapan dengan poin 15.

Mereka mulai sulit masuk empat besar dan sudah terpaut 11 poin dari pemuncak klasemen, Tottenham Hotspur.

Tak hanya itu, Old Trafford sudah tak lagi menjadi Theatre of Dreams bagi tuan rumah tetapi berubah menjadi theatre of nightmare alias teater mimpi buruk.

Pasalnya MU sudah terbiasa kalah di Old Trafford. Musim ini di kompetisi domestik, MU sudah kalah tiga kali dari enam pertandingan home.

Tidak hanya kalah dari tim elite, bahkan tim sekelas Brighton and Hove Albion dan Crystal Palace pun sudah bisa pernah mempermalukan MU di hadapan pendukung sendiri.

Kekalahan dalam derby juga membuat Ten Hag merasa kecewa. Bahkan dia menyebut kekalahan itu merupakan hal terburuk selama menangani sebuah klub.

"Tentu ini kekalahan paling mengecewakan. Saat Anda kalah dalam derby dan bagaimana kami kalah ini sungguh mengecewakan," ujar Ten Hag.

"Di babak pertama, kami bermain bagus dengan eksekusi yang tidak kalah bagus meski tak mencetak gol. Tetapi penalti [Man City] mengubah momen," katanya lagi.

Sementara, manajer Man City Pep Guardiola menunjukkan kepuasannya bisa mengalahkan MU di Old Trafford.

"Gol kedua yang sangat membantu kami. Selalu terasa istimewa bisa menang di Old Trafford," ucap Guardiola yang berhasil membuat MU tak pernah berarti apa-apa setiap kali bertemu Man City.

Bila kekalahan itu membuat MU masih tak beranjak dari papan tengah, sebaliknya Man City berhasil memperbaiki posisinya.

Mereka naik ke peringkat tiga dengan poin 24. Sama dengan Arsenal yang menduduki peringkat dua. Man City kalah selisih gol sehingga gagal menggeser The Gunners.

Di pertandingan itu, MU melakukan start bagus. Namun situasi berubah setelah Man City mendapat hadiah penalti di menit 26.

Penalti diberikan setelah striker MU Rasmus Hojlund melakukan pelanggaran terhadap Rodri. Eksekusi dituntaskan dengan baik oleh striker Erling Haaland. Skor 1-0 untuk Man City bertahan sampai akhir babak pertama.

Di babak kedua, Man City mengungguli MU dalam penguasaan bola. Mereka menciptakan banyak peluang dan berkali-kali mengancam gawang Andre Onana.

Namun Onana tetap gagal membendung serangan Haaland yang tampil on fire. Pertandingan baru berjalan empat menit, gawang dia kembali kebobolan. Haaland sukses menuntaskan umpan dari Bernardo Silva

MU sudah sulit membendung Man City. Tim tamu yang mendominasi memantapkan keunggulan setelah Phil Foden mencetak gol menit 80. Man City menutup derby dengan skor 3-0.