JAKARTA - Kekalahan Manchester United di Liga Champions seperti memberi sinyal manajer Erik ten Hag bakal dipecat. Namun klub tetap mempertahankan Ten Hag setelah kekalahan 3-2 dari Galatasaray yang menjadikan MU mencatat rekor terburuk sejak 1986.
MU diprediksi siap menyaingi rival satu kota, Manchester City. Terutama setelah Man City menyamai rekor treble MU pada musim lalu.
Apalagi, Ten Hag melakukan perombakan skuat dengan mendatangkan kiper Andre Onana, striker muda Rasmus Hojlund yang diharapkan bisa menjadi penerus Wayne Rooney dan beberapa pemain lain.
Namun pasukan Ten Hag gagal memenuhi ekspetasi. Mereka tak lebih seperti tim medioker yang gampang kalah meski bermain di kandang sendiri. Terakhir dalam duel Liga Champions di Old Trafford, MU harus mengakui keunggulan Galatasaray. Ini kekalahan kedua dari pertandingan di kompetisi Eropa.
Sebelumnya di kompetisi Premier League Inggris, MU juga menyerah 1-0 dari Crystal Palace. Ini menjadi kekalahan keempat dari tujuh pertandingan The Red Devils.
Akibatnya, MU terpuruk di peringkat 10 dengan poin sembilan. Juara Liga Champions tiga kali ini pun sudah tertinggal sembilan poin dari Man City yang bertengger di puncak klasemen.
Ini menjadi start terburuk MU sejak 1986. Untuk pertama kalinya selama 37 tahun, MU sudah kalah enam kali dari 10 pertandingan awal.
Di musim itu, Sir Alex Ferguson menjalani debut sebagai manajer MU menggantikan Ron Atkinson. Sebuah awal yang mengecewakan bagi Ferguson karena MU akhirnya finis di peringkat 11.
Kegagalan beruntun itu menjadikan Ten Hag diragukan bertahan di Old Trafford. Rumor pemecatan kian santer setelah kekalahan dari Galatasaray.
Meski demikian Ten Hag tak mempersoalkan bila akhirnya dia diberhentikan. Dirinya menyatakan bertanggung jawab atas kegagalan itu. Tak hanya itu, Ten Hag optimistis MU bakal bangkit.
"Saya yang bertanggung jawab tim ini. Fans memang kecewa dan saya bisa memahaminya. Di pertandingan ini, saya melihat tim yang bermain dengan semangat tinggi dan suporter mendukung kami sampai akhir," ujar Ten Hag.
"Hanya saja, mereka akhirnya kecewa. Begitu pula kami. Namun tim akan fight dan siap bermain dengan motivasi tinggi. Kami akan tetap bersama dan bertarung bersama," ucapnya.
Lebih lanjut, Ten Hag menuturkan bila musim lalu tim bermain luar biasa. Namun saat ini MU memasuki periode sulit sehingga Ten Hag harus bekerja keras memulihkan kepercayaan diri pemain.
"Musim lalu, tim bermain brilian dan luar biasa. Lebih dari yang kami harapkan. Tetapi saat ini, kami memasuki periode sulit. Kami harus bekerja lebih baik lagi dan tetap bersatu," kata eks pelatih Ajax Amsterdam ini.
Meski MU mengalami keterpurukan, namun posisi Ten Hag tetap aman. Menurut informasi, klub memberi dukungan penuh setelah melakukan pertemuan dengan Ten Hag.
Ini sekaligus menepis rumor bila dirinya bakal diberhentikan. Manajemen tetap yakin dengan kemampuan dan visi Ten Hag. MU pun tetap memberi kesempatan kepada sang manajer dan berharap bisa meraih sukses.