Bagikan:

JAKARTA - Pertemuan para petinggi Manchester United tampaknya tak melahirkan keputusan mendepak Erik ten Hag.

Setelah tujuh jam lebih di ruang rapat, para bos The Red Devils tak satu pun yang memberi komentar terkait masa depan Ten Hag.

Sebagaimana diketahui, para eksekutif klub berada di kantor pusat Ineos, London, sejak pukul 09.30 pagi hingga sekitar 16.45 waktu setempat pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Spekulasi terbaru bahwa Ten Hag masih tetap memimpin Manchester United sekembalinya dari jeda internasional untuk melawan Brentford pada 19 Oktober 2024.

Awalnya, pembicaraan tentang nasib Ten Hag digadang-gadang akan dibahas dalam rapat tersebut.

Pelatih asal Belanda itu menjadi agenda utama saat Sir Jim Ratcliffe dan Joel Glazer bertemu lebih dulu.

Namun, ternyata pada pertemuan dengan eksekutif lengkap yang dihadiri Omar Berrada, Direktur Olahraga Dan Ashworth, Direktur Teknik Jason Wilcox, serta duo Ineos, Dave Brailsford dan Jean-Claude Blanc, berakhir hening.

Malahan, sumber klub yang didapat The Sun bersikeras bahwa rapat tersebut selalu dijadwalkan dan tidak diatur karena hasil buruk Manchester United baru-baru ini.

Terlepas dari itu, bagi sebagian orang hasil rapat tersebut membuat kecewa. Soalnya, nasib Erik ten Hag begitu menarik perhatian.

Bahkan, masa depan pelatih asal Belanda itu menjadi bahan taruhan. Banyak yang bertaruh menempatkan Ten Hag kehilangan pekerjaannya.

Tak terkecuali legenda Manchester United, Peter Schmeichel. Kata mantan kapten The Red Devils itu, jika ada kesempaan bertaruh, dia akan menempatkan uangnya buat Thomas Tuchel sebagai pengganti Ten Hag.

"Saya suka Thomas Tuchel, saya benar-benar menyukainya. Berada di sekitar Liga Champions, berbicara dengannya dan mewawancarainya, mendengarkannya berbicara kepada para pemainnya di area teknis, dia tampak seperti seseorang yang akan menjadi manajer yang baik untuk Manchester United."

"Saya tidak berpikir dia berhasil di Chelsea. Saya tahu pasti dia tidak berhasil di Bayern Munchen. Saya hanya berpikir dia memiliki aura yang hebat di sekelilingnya sehingga dia cocok untuk Manchester United," kata Schmeichel dalam podcast bersama David Seaman, Seaman Says.

Meski demikian, melihat hasil rapat, Schmeichel juga tak mempermasalahkan jika Ten Hag masih diberi kesempatan.

Eks kiper Manchester United punya pandangan tersendiri bahwa menurutnya berganti-ganti manajer di tengah perjalanan musim juga tidak bagus buat klub.

"Erik ten Hag masih menjadi manajer. Saya akan mendukungnya karena saya ingin klub ini sukses."

"Saya tidak ingin United menjadi klub yang selalu mengganti manajer. Saya harap mereka tetap mendukung Erik karena kami butuh konsistensi sekarang. Beri dia kesempatan yang adil," tutur Schmeichel.

Namun, bukan berarti kesempatan yang diberikan kepada Ten Hag tak membutuhkan supervisi ketat.

Petinggi klub perlu lebih ketat mengawasi terkait rencana dan target yang dijanjikan Erik ten Hag.

Kalau semua rencana tersebut gagal, maka hukumannya jelas dipecat.

"Banyak hal yang menghambatnya selama dua tahun terakhir. Sekarang, dia punya pemain sendiri. Biarkan dia menunjukkan rencananya dan apa yang bisa dia lakukan dengan klub ini."

"Jika itu tidak berhasil, mungkin kita bisa bicara tentang perubahan," kata Schmeichel lagi.

Sementara itu, belakangan Erik ten Hag memang dibanjiri tekanan. Isu pemecatan pun mengalir deras seiring performa Manchester United yang mengecewakan pada awal musim ini.

Manajer 54 tahun tersebut mendapat rekor start musim terburuk The Red Devils dalam 35 tahun.

Mereka cuma mengemas delapan poin dari tujuh laga awal Liga Inggris 2024/2025. Saat ini, Manchester United ada di peringkat ke-14 klasemen.

Belanja besar-besaran pada bursa transfer musim panas juga menjadi sorotan. Uang sekitar 172,1 juta pound yang dihabiskan belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.

Tak heran, memanasnya kursi manajer Manchester United membuat sejumlah nama muncul sebagai kandidat pengganti.

Selain Thomas Tuchel yang menjadi favorit, ada nama asisten Ten Hag, Ruud van Nistelrooy.

Adapun Gareth Southgate, mantan manajer Chelsea Graham Potter, Kieran McKenna, hingga Michael Carrick yang masuh kandidat.