Bagikan:

JAKARTA - Timnas Indonesia gagal berprestasi di ajang Piala AFF 2022. Skuad Garuda terhenti di babak semifinal setelah disingkirkan Vietnam.

Padahal, harapan besar ada di pundak para pemain tim asuhan Shin Tae-yong. Apalagi Timnas Indonesia sudah diperkuat pemain naturalisasi Jordi Amat, Marc Klok dan Ilija Spasojevic.

Menurut pengamat sepak bola Indonesia, Kesit Budi Handoyo, pemain naturalisasi itu bermain bagus di Piala AFF. Namun, kehadiran keduanya belumlah cukup.

"Klok dan Jordi bagus. Tapi kehadiran mereka belum bisa juga mengangkat Indonesia ke pentas yang lebih bagus. Belum juara juga dan malah turun," kata Kesit saat dihubungi

, Selasa, 10 Januari.

Kesit kemudian menegaskan, PSSI sebaiknya fokus pada pembinaan sepak bola akar rumput (grassroot) ketimbang menaturalisasi pemain.

Naturalisasi pemain dianggap cuma bersifat sesaat yang berdampak pada terhambatnya pembinaan sepak bola di akar rumput. Naturalisasi juga dinilai tidak melulu menjamin prestasi.

Bukti nyata adalah Piala AFF 2022.

"Saya paling tidak begitu setuju dengan program ini karena ini hanya fast program saja untuk mengangkat prestasi yang sifatnya sesaat. Jadi, untuk pembinaan tidak bagus," ujarnya.

PSSI sendiri saat ini masih mengupayakan beberapa nama untuk dinaturalisasi. Beberapa di antaranya adalah Justin Hubner, Ivar Jenner, Shayne Pattynama, Mees Higlers.

"Naturalisasi bukan barang haram tapi kalau digunakan cuma mengejar sesuatu yang instan tidak bagus. Kita harus lebih percaya dengan proses. Jadi, pembinaan harus lebih diintensifkan," ujar Budi.

Indonesia sampai saat ini belum pernah menjadi juara dari 13 edisi Piala AFF yang sudah digelar. Pencapai terbaik Garuda adalah enam kali keluar sebagai runner up (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020).