JAKARTA — Pentolan Bonek Hamin Prastian atau yang akrab dipanggil Hamin Gimbal menilai saat ini edukasi suporter belum bisa menjamin kerusuhan di sepak bola akan berhenti.
Suporter sepak bola di Indonesia dinilai masih memerlukan edukasi masif dari pemangku kepentingan menyusul kejadian di Kanjuruhan yang menelan ratusan nyawa di awal bulan ini.
Hamin mengatakan bahwa di internal Bonek sendiri edukasi sudah dilakukan sejak lama. Namun, untuk laga-laga tertentu, terutama yang kental rivalitas, kerusuhan sepertinya agak sulit dihindarkan.
"Edukasi suporter sudah ada sejak lama. Kami membentuk koordinasi wilayah. Di situ ada ketuanya. Di sini ada juga yayasan suporter Surabaya. Biasanya ketua forum itu dipanggil. Semuanya itu bertanggung jawab atas anggotanya," kata dia saat dihubungi VOI.
Di kompetisi liga Indonesia, laga-laga yang kental rivalitas terhitung cukup banyak. Salah satu di antaranya adalah Arema FC dan Persebaya Surabaya yang baru-baru ini meninggalkan tragedi pilu.
Aura rivalitas kedua tim ini begitu sulit dihilangkan karena sudah mendarah daging. Meski sudah ada upaya-upaya mitigasi dari berbagai pihak, tetap saja ada cela yang bisa dimanfaatkan sebagian orang.
BACA JUGA:
Hamin mengatakan, sebaiknya di laga-laga penting yang panas dengan persaingan, pengamanan sebaiknya perlu perlu diperkatat karena edukasi saja sepertinya belum cukup. Terlebih saat kejadian di Malang, suporter Persebaya bahkan tidak hadir.
"Tapi tadi, kembali lagi. Kalau ada pertandingan yang panas kembali ke suporter fanatik yang maunya menang saja. Di Bonek juga ada suporter yang mau ribut saja. Ada yang memanfaatkan massa besar," kata dia.
Tragedi meninggalnya ratusan suporter di Malang sampai saat ini masih terus didalami tim gabungan pencari fakta. Pihak kepolisian dianggap sebagai lembaga yang paling bertanggung jawab karena menggunakan gas air mata yang dilarang FIFA.
Matinya ratusan suporter membuat Liga 1 dan Liga 2 Indonesia pun ditangguhkan selam dua pekan. Kompetisi kemungkinan akan berlanjut lagi setelah evaluasi mendalam dilakukan pihak terkait sesuai arahan Presiden.