Tragedi Kanjuruhan Malang: Tiket Laga Arema vs Persebaya yang Dijual Ternyata Tak Sesuai Imbauan Polisi
Komdis PSSI mendatangi Stadion Kanjuruhan pascatragedi untuk melihat situasi secara langsung. (Foto via ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komite Wasit PSSI Ahmad Riyadh mengungkapkan, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi karena diduga beberapa faktor. Salah satu faktor yang diduga menjadi faktor insiden ini adalah jumlah penonton yang hadir dalam laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada 1 Oktober tersebut.

Jumlah penonton melebihi kapasitas yang sudah diimbau pihak kepolisian. Riyadh membenarkan, pihak kepolisian sudah mengimbau agar kapasitas yang digunakan 75 persen dari total stadion.

"Mengenai stadion tadi kapasitasnya 45 ribu di dalam verifikasi tapi yang dicetak 42 ribu. Kepolisian memang mengeluarkan imbauan untuk 75 persen, tapi pada saat imbauan keluar tiket sudah sold out sehingga pengamanan ditambah," kata dia.

Sementara itu, Ketua Komite Disiplin PSSI, Erwing Tobing mengtakan, jumlah penonton yang hadir di Stadion Kanjuruhan tidak jelas. Pasalnya, tribune penonton di Kanjuruhan belum single seat atau kursi tunggal.

"Sehingga tidak terukur. Ini yang membuat ada pihak mengatakan 40 ribu atau 45 ribu orang di sana," tuturnya.

Atas tragedi ini, Komdis PSSI telah menjatuhkan sanksi untuk Arema FC selaku tuan rumah. Hukuman itu melarang Arema menyelenggarakan pertandingan di kandang sendiri hingga musim kompetisi Liga 1 2022/2023 selesai.

Arema harus di tempat lain yang jaraknya setidaknya harus 250 kilometer dari Malang. Selain itu, manajemen Arema FC juga dijatuhi sanksi denda Rp250 juta.

Hukuman juga diterima Ketua Panpel Abdul Haris serta Security Officer Suko Sutrisno. Keduanya dianggap lalai menjalankan tugas sehingga dilarang beraktivitas di sepak bola nasional seumur hidup.