Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) menghimbau masyarakat agar menahan diri untuk tidak menyebarkan video atau foto yang menunjukkan kondisi korban kerusuhan pascapertandingan sepakbola antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober.
Imbauan ini disuarakan untuk menghormati korban beserta keluarga yang ditinggalkan.
"Indonesia memang sedang berduka atas tragedi ini. Namun kami menghimbau agar masyarakat menahan diri dengan tidak menyebarkan konten-konten yang sensitif terkait kondisi para korban, baik yang meninggal maupun terluka. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan trauma dan duka bagi keluarga korban," kata Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan, Juri Ardiantoro melalui keterangan tertulis, Minggu, 2 Oktober.
KSP, kata Juri, menyampaikan dukacita kepada korban tragedi Kanjuruhan, Malang.
"Pertandingan sepakbola tidak seharusnya dibayar dengan nyawa," imbuh Juri Ardiantoro.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan suporter terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, dipicu oleh kekalahan Arema FC atas Persebaya dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Hingga sore ini, menurut keterangan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, korban tewas akibat kerusuhan teridentifikasi sebanyak 174 orang.
BACA JUGA:
Sedangkan data per pagi hari ini menunjukkan lebih dari 180 korban luka masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Presiden Jokowi sudah menginstruksikan agar kasus ini diusut tuntas. Pemerintah akan memastikan tragedi ini tidak terulang kembali. Oleh karenanya, kami butuh dukungan dari masyarakat agar menahan diri dan bijak dalam menyebarkan konten di sosial media agar tidak memperkeruh luka batin yang sudah ada," kata dia.