Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan berisi kritik keras yang diungkap anggota Exco PSSI, Haruna Sumitro terhadap pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong baru-baru ini menyita perhatian masyarakat. PSSI kemudian memberi tanggapan atas hal tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi memahami dan memaklumi jika perdebatan dalam diskusi internal kerap terjadi. Namun, terkait kasus Haruna terhadap Shin Tae-yong, Yunus mengatakan kritikan itu dilakukan untuk mendapat hasil keputusan yang berkualitas.

"Lebih baik debat sengit di dalam untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas. Akan tetapi, setelah diskusi, keputusan tetap berada di ketua umum dan komite eksekutif,’’ ujar Yunus Nusi dalam keterangan tertulis yang diterima VOI pada Senin, 17 Januari.

Soal pernyataan yang diungkap Yunus, hal itu sekaligus menjawab pertanyaan banyak pihak terkait wawancara Exco PSSI Haruna Sumitro dalam sebuah podcast. Haruna mengkritik kinerja pelatih Shin Tae-yong terkait hasil di Piala AFF 2020 dan program naturalisasi yang kini sedang didalami oleh PSSI.

Kritik Haruna itu terjadi dalam rapat internal yang dihadiri Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, Yunus Nusi, Wasekjen Maaike Ira Puspita, Exco Endri Erawan, Vivin Sungkono, dan Direktur Teknik Indra Sjafri.

"Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apapun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara. Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi," demikian kritik Haruna soal hasil di Piala AFF 2020.

Lebih lanjut, meski Haruna melayangkan kritik pedas terhadap kinerja Shin Tae-yong, Yunus menegaskan bahwa itu merupakan proses. Pada akhirnya, Shin Tae-yong tetap dapat kepercayaan untuk memimpin Timnas.

"Namun demikian, dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial," kata Yunus.

"Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong hingga 2023 sesuai kontrak. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak jika performa timnas terus meningkat." jelasnya.

Yunus juga menyinggung soal rencana naturalisasi terhadap empat pemain yang memiliki darah Indonesia. PSSI saat ini menugaskan Exco Hasani Abdulgani untuk menindaklanjuti rencana ini.

"Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Christian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Gonzalves dll. Sekarang murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae-yong)," imbuh mantan Ketua Asprov Kalimantan Timur itu.

Dalam progam ke depan, STY memang membutuhkan beberapa pemain untuk menutup kelemahan di beberapa posisi. Salah satunya di posisi striker. Nah, kelemahan itu akan ditambal. Salah satunya dengan program naturalisasi.