JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara yang dengan tegas menolak rencana dihapuskannya cabang olahraga (cabor) angkat besi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Rencana penghapusan cabor ini kali pertama mencuat sejak adanya temuan penggunaan doping di beberapa cabor, yaitu pentathlon, angkat besi dan tinju.
Terkait rencana tersebut, Wakil Ketua Umum PB PABSI, Djoko Pramono memberi penjelasan mengenai penolakan yang diajukan Indonesia. Menurut Djoko, hal ini tidak bisa diseragamkan.
"Sampai saat ini, IWF (Federasi Angkat Besi Dunia) terus berupaya untuk menghilangkan penggunaan doping. Semua Federasi negara masing-masing juga sepakat akan hal ini, tapi jika dihapuskan seluruhnya karena adanya temuan di salah satu pihak itu kan tidak adil, tidak bisa diseragamkan," kata Djoko dalam konferensi pers secara virtual yang dihadiri VOI, Senin, 13 Desember.
Lebih lanjut, Djoko juga memastikan tidak ada satu pun atlet, baik dari Indonesia dan juga negara lain yang mau tercoreng karena menggunakan doping. Atlet dan para pelaku olahraga jelas akan mengharamkan penggunaan doping.
BACA JUGA:
"Penggunaan doping cuma untuk atlet yang mau potong kompas mendapatkan prestasi. Mereka tidak ksatria. Tapi, jangan malah perilaku mereka dijadikan gambaran keseluruhan," tuturnya.
Penolakan PB PABSI terkait rencana tersebut juga mendapat dukungan dari pemerintah. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali memastikan bakal mengawal ketat perihal penolakaan ini karena mereka pun tidak ingin angkat besi dihilangkan dari Olimpiade 2028 Los Angeles.
"Pemerintah dan NOC jelas akan dampingi PB PABSI dalam upaya melakukan penolakan. Tapi semua akan kita lakukan dalam ruang terbatas karena jangan sampai jadi intervensi," kata Menpora.