JAKARTA – Sejak awal kemunculannya, mobil Esemka terus menuai polemik. Sejumlah kalangan masih meragukan apakah Esemka memang murni sebagai produk hasil karya anak bangsa atau hanya sekadar menjiplak produk-produk mobil dari China.
Anggapan tersebut tak keliru bila melihat produk Esemka segmen SUV Rajawali 1 dan Rajawali R2 yang mirip dengan Foday Explorer 3 dan Foday Explorer 6. Lalu, produk Esemka Digdaya dan produk Garuda 1 yang juga mirip Foday Xiongshi F22 dan Foday Landfort. Foday adalah mobil yang diproduksi oleh Guandong Foday Automobile dari China.
Namun, anggapan itu telah dibantah oleh Sukiyat selaku inisiator Esemka. “Kalau mirip ya enggak lah. Mobil kalau dilihat, ya hampir mirip-mirip semua. Mikire gur diowahi ngene thok (memikirnya cuma diubah sedikit). Yang di dunia otomotif tentu sudah paham.”
Airlangga Hartarto ketika masih menjabat Menteri Perindustrian pun mengatakan kesamaan desain dan spesifikasi satu mobil dengan mobil lain merupakan hal biasa dan mudah untuk ditemukan.
“Dalam dunia otomotif sudah banyak yang sama bentuknya atau cross platform. Contoh yang paling sederhana antara Daihatsu dan Toyota sudah ada cross platform. Lalu ada juga antara Fiat dan Seat, di Korea ada Mercedes Benz dan SsangYong Motor,” kata pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam wawancara eksklusif di sebuah televisi swasta nasional pada 2019.
Yang terpenting, lanjut Airlangga, 60 persen komponen mobil Esemka, dari bodi hingga sejumlah komponen lain diproduksi di dalam negeri. “Jadi banyak menggunakan multiple spare part mulai dari ban, lampu, kaca dan sistem steering wheel.”
Terkait pengembangan Esemka, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi, Eddy Wirajaya pun telah memastikan, dilakukan oleh sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Solo dan Jawa Tengah tahun 2007.
“Upaya itu pun tentunya didukung oleh sejumlah perusahaan lokal,” kata Eddy kepada awak media pada 2019.
Mobil Gaib
Polemik Esemka kembali mencuat. Edi Hermanto, seorang pengusaha emas, melalui akunnya @BangEdiii pada 11 November lalu, mengomentari unggahan @JulBayur3 yang tampak memamerkan mobil Esemka terbaru model SUV (Sport Utility Vehicle).
Menurut Edi, mobil Esemka bak produk gaib. Selalu muncul dengan varian baru tetapi tak pernah terlihat langsung contoh produknya. Dia menantang @JulBayur3 untuk mengirimkan mobil tersebut ke kantornya.
“Kalau iya ada barangnya, lu anterin kerumah gw 5 unit, gw bayar cash ga pakai angsuran. Dari 10 tahun lalu, esemka dibangga2 tapi gak jelas contoh barangnya, kayak mana di showroom. Tempat beli mobil itu di showroom bukan ke pabriknya langsung,” cuit Eddy.
“Gw tunggu 2x24 jam yaa, ada komisi buat lu 5jt per unit. Banyak orang di temlen ini tau siapa gw, yg orang ga tau dimana esemka berada,” Eddy melanjutkan.
Keinginan Edi untuk membeli mobil Esemka pun ditanggapi oleh akun @irwanka yang menanyakan alamat dan nomor kontak Edi guna dikirimi mobil tersebut. Akhirnya pada 13 November 2022 @BangEdiii mencuitkan telah menerima mobil itu sambil menyematkan video yang menunjukkan mobil yang tidak terlihat wujudnya.
Perbincangan mobil Esemka pada periode tersebut sempat menjadi trending topic di Twitter. Merujuk hasil monitoring Netray pada 11-15 November 2022 dengan kata kunci esemka, ada lebih dari 4.499 akun yang membincangkan topik ini dalam 9.090 twit.
Mayoritas memberikan sentimen negatif sebanyak 5.088 twit, hanya 1.528 twit yang memberikan sentimen positif.
“Tampak Top Complaints menunjukan kata ‘goblok’ menjadi yang sering disebut sebanyak 104 kali. Goblok ditujukan kepada akun yang bersikukuh soal keberadaan mobil dan keotentikan Esemka yang dinilai produksi Indonesia 100 persen, tetapi kenyataannnya masih mengimpor dari luar negeri seperti China,” tulis Netray.
Akun yang paling banyak membahas mobil Esemka berasal dari @firzahusainInc yang memiliki pengikut cukup banyak, yakni sebesar 37 ribu. Dari beberapa twitnya ia terlihat ingin membuktikan bahwa keberadaan mobil Esemka nyata adanya. Akun ini menjelaskan panjang lebar soal mobil Esemka.
Antara lain menyatakan proyek tersebut merupakan proyek Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari tahun 2009 dan Jokowi hanya mendukung sebagai Wali Kota Solo saat itu.
Namun, Aloysius Candra menyanggah, “Esemka yang dijanjikan mukidi TIDAK SAMA dgn mobil esemka yg diproduksi di boyolali. Esemka yg dijanjikan mukidi = hasil karya anak anak SMK, sedangkan esemka di boyolali itu adalah mobil dari cina.”
Mukidi adalah singkatan dari ‘Muka Kita Sendiri’. Sedangkan kata Boyolali pada cuitan tersebut menunjukkan lokasi pabrik mobil Esemka.
Tokoh-tokoh terkemuka juga turut berkomentar soal topik ini. Ekonom senior, Rizal Ramli merasa dibohongi oleh Jokowi karena pernah memuji mobil Esemka saat awal kemunculannya.
“Ingin pesan 1 Unit Esemka @DonAdam68 karena saya pernah dikibuli langsung @jokowi di acara Metro TV sehingga sempat memuji Esemka. Penasaran, makanya pesan 1 unit. Apakah unit riil atau stealth (Ngilang)?” cuit Rizal Ramli pada 14 November.
Muhammad Said Didu, pegiat media sosial yang juga mantan Sekretaris BUMN menyampaikan komentar satirenya melalui akun @msaid_didu, “Mohon jangan ada pihak yg berinisiatif buat patung kebohongan Esemka krn itu cita-cita saya sejak dulu.”
Netray juga memantau isu mobil Esemka pada pemberitaan media online dengan kata kunci dan periode yang sama. Hanya ada 20 berita dengan sentimen negatif. Namun, Detik melakukan penelusuran melalui aplikasi e- Samsat Banten mobil Esemka melalui plat nomor yang viral di media sosial (B 9016 WAI). Ditemukan bahwa mobil tersebut masih aktif lengkap dengan informasi pajak.
“Sentimen negatif yang mendominasi dan sejumlah opini kontra terhadap Esemka menunjukkan bahwa hingga saat ini mayoritas warganet Indonesia masih tertarik mempertanyakan keberadaan dan produksi mobil Esemka,” tulis Netray.
Bukan Mobil Nasional
Ketika masih menjabat Wali Kota Solo, Joko Widodo sempat menggunakan mobil ini sebagai kendaraan dinasnya. Namun, baru dua hari digunakan, mobil kembali dikandangkan karena belum adanya kelengkapan surat-surat.
Kendati begitu, menurut Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi, Eddy Wirajaya, Esemka bukanlah mobil nasional, melainkan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan atau produksi mobil.
"Kami bukan mobil nasional, tapi kami murni Indonesia. Kami produksi mobil di Indonesia dengan menggunakan tenaga dari Indonesia," ucapnya.
"Kami juga menggunakan komponen dari perusahaan lokal untuk suku cadang. Investasi kami murni Indonesia, tidak ada dari pihak asing dan tanpa ada Pak Jokowi, itu clear," Eddy menambahkan.
Melansir laman resmi PT Solo Manufaktur Kreasi, perusahaan yang berlokasi di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah ini sudah memproduksi 8 jenis kendaraan ringan dengan berbagai variasi, yakni:
- Esemka Bima 1.0 M/T
- Esemka Bima 1.2 M/T
- Esemka Bima 1.3 M/T
- Esemka Bima 1.3 L M/T
- Esemka Bima 1.8 D M/T
- Esemka Digdaya 2.0 M/T
- Esemka Garuda 2.0 (4x4) M/T
- Esemka Borneo 2.7 D